Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Bocah TK Muntah-muntah Usai Dicekoki Miras oleh 7 Remaja di Tulungagung

Kompas.com - 27/05/2024, 20:21 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com - Bocah berusia tujuh tahun di Tulungagung, Jawa Timur dicekoki minuman keras (miras).

Menurut seorang pedagang keliling bernama Eko, yang melihat tujuh remaja sedang pesta miras di sebelah timur Taman Kali Ngrowo.

"Di timur sana kan juga ada taman. Mereka sebenarnya dari sana," ungkapnya, Senin (27/5/2024).

Kejadian bermula saat korban pulang dan muntah-muntah.

Kepada orang tuanya, anak yang berasal dari kampung sekitar mengaku dicekoki minuman beralkohol.

Korban bersama keluarganya kemudian mencari tujuh remaja itu.

Baca juga: Fakta Video Viral 7 Remaja Diduga Cekoki Bocah TK Pakai Miras di Tulungagung

"Korbannya ini mengenali tujuh remaja ini saat melintas di Taman Kali Ngrowo. Mereka kemudian dihentikan," sambungnya.

Tujuh remaja ini lalu disidang ramai-ramai oleh warga di warung yang ada di sisi utara Taman Kali Ngrowo, atau biasa juga disebut warga sebagai Taman Reog Kendang.

Dua di antara tujuh remaja ini ternyata perempuan.
Mereka membantah telah memaksa anak 7 tahun itu menenggak miras.

Bahkan mereka menyebut jika anak laki-laki itu yang mengambil botol minuman keras, kemudian menenggaknya.

Namun mereka tidak berkutik setelah korban juga dihadirkan di lokasi.

Situasi saat itu memanas, warga pun yang melaporkan kejadian ini ke polisi.

"Mereka lalu dimasukkan ke kendaraan polisi, terus dibawa," papar Eko.

Kasi Humas Polres Tulungagung, Iptu Mujiatno, mengatakan, tujuh remaja itu diamankan personel Polsek Tulungagung Kota, lalu dilimpahkan ke Polres.

Baca juga: Bocah TK Diduga Dicekoki Miras oleh Sekelompok Remaja di Tulungagung

Seluruh orang tua mereka juga dipanggil, agar turut mengakui perbuatan anaknya di luar rumah.
Setelah didata dan dilakukan pembinaan, tujuh remaja ini dikembalikan ke orang tuanya.

"Mereka langsung dipulangkan. Tapi kami masih melakukan penyelidikan dan pendalaman," jelas Iptu Mujiatno.

Diberitakan seblumnya, dalam video yang beredar, terlihat dua remaja putri diduga mencekoki bocah laki-laki dengan miras yang ada dalam gelas kecil.

Kedua remaja tersebut ditanyai oleh warga sekitar, namun seorang remaja berdalih tidak menyuruh bocah itu minum.

Ia mengaku sudah memberitahu bocah itu bahwa minuman tersebut teh. Namun ternyata minuman itu adalah minuman beralkohol.

Baca juga: 74 Remaja dan Anak di Bawah Umur di Surabaya Ditangkap Saat Pesta Miras

"Terus terang, kulo mboten ngongkon ngombe. Nak kulo muni niki teh, tapi adik e langsung ngombe. (Terus terung, saya nggak nyuruh minum. Kalau saya bilang ini teh, tapi adiknya langsung minum),” ucap remaja kaos hitam tersebut.

Namun perekam video tak percaya dan bertanya langsung kepada korban.

“Sampean dikongkon nggak dek? (Kamu disuruh minum nggak dek?)” tanya wanita perekam video.

Bocah laki-laki itu mengaku dirinya memang disuruh minum.

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Nasib Bocah Tulungagung Dicekoki Remaja Putri Miras Sampai Muntah, Warga Gercep Tak Tinggal Diam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Regional
28,4 Juta Warga Jateng Bakal Jadi Pemilih pada Pilkada Mendatang

28,4 Juta Warga Jateng Bakal Jadi Pemilih pada Pilkada Mendatang

Regional
'Longboat' Berpenumpang 11 Orang Diduga Hilang Kontak di Maluku Utara

"Longboat" Berpenumpang 11 Orang Diduga Hilang Kontak di Maluku Utara

Regional
Carut Marut PPDB Lampung, Perubahan Regulasi Jadi Penyebab

Carut Marut PPDB Lampung, Perubahan Regulasi Jadi Penyebab

Regional
Pantai Rambak di Bangka: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Pantai Rambak di Bangka: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
192 Bencana di Jateng Terjadi Sepanjang 2024, Kerugian Capai Rp 13 Miliar

192 Bencana di Jateng Terjadi Sepanjang 2024, Kerugian Capai Rp 13 Miliar

Regional
Eks Ketua PGRI Serang Dituntut 2,5 Tahun Penjara di Kasus Korupsi Dana PIP Rp 1,3 Miliar

Eks Ketua PGRI Serang Dituntut 2,5 Tahun Penjara di Kasus Korupsi Dana PIP Rp 1,3 Miliar

Regional
Viral, Video SD Negeri di Magelang Punya Pajero Sport, Begini Faktanya

Viral, Video SD Negeri di Magelang Punya Pajero Sport, Begini Faktanya

Regional
Jokowi Akan Salurkan Bantuan 70.000 Mesin Pompa Air ke Petani, Antisipasi Musim Kemarau Tiba

Jokowi Akan Salurkan Bantuan 70.000 Mesin Pompa Air ke Petani, Antisipasi Musim Kemarau Tiba

Regional
Tertimpa Kapas 300 Kg,  Buruh di Sragen Tewas Saat Bongkar Muat

Tertimpa Kapas 300 Kg, Buruh di Sragen Tewas Saat Bongkar Muat

Regional
Ingin Gelar Kegiatan Seni dan Budaya Gratis? Gedung Seni Budaya Kota Tangerang Bisa Jadi Rekomendasi

Ingin Gelar Kegiatan Seni dan Budaya Gratis? Gedung Seni Budaya Kota Tangerang Bisa Jadi Rekomendasi

Regional
Petugas Damkar Evakuasi Sepasang Ular Sepanjang 1 Meter yang Sedang Kawin di Rumah Warga

Petugas Damkar Evakuasi Sepasang Ular Sepanjang 1 Meter yang Sedang Kawin di Rumah Warga

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com