“Bisa dipastikan dampak erupsi pada Kawah Keramikan ini tidak menimbulkan awan panas dan gas beracun,” jelasnya.
Lebih lanjut, dilaporkan bahwa tanaman yang tumbuh sekitar 50 meter dari kawah mengalami kekeringan akibat semburan. Titik lokasi letusan juga telah membentuk kolam kawah yang cukup besar.
Pasca kejadian tersebut, masyarakat serta wisatawan dilarang beraktivitas atau mendekati kawasan di sekitar lokasi letusan hingga kondisi dinyatakan aman.
Hal ini karena dikhawatirkan terjadi erupsi susulan dan adanya gas beracun serta awan panas dari dampak erupsi tersebut.
Bagi masyarakat setempat, Kawah Nirwana sudah lama dikenal sebagai kawasan wisata geothermal.
Dilansir dari laman Antara, Wisata Keramikan Suoh ini mulai dibuka sekitar tahun 2004 dan mulai dikenal tahun 2006.
Wisatawan dari berbagai daerah juga banyak yang sengaja datang untuk menyaksikan pesona kawah yang masih terlihat mengeluarkan uap serta air panas dan gas belerang.
Nama Kawah Keramikan ternyata diambil dari kenampakan lahar yang mengeras, sehingga membentuk seperti lantai semen berwarna putih kekuningan dan agak transparan seperti keramik.
Warna yang dihasilkan terbilang unik karena berasal dari campuran cairan dan pasir sulfur yang sudah mengendap bertahun-tahun lamanya.
Adapun ketebalan dari lapisan ini bervariasi, ada yang puluhan meter dan ada yang hanya beberapa sentimeter saja.
Sehingga wisatawan harus mengikuti petunjuk dari pemandu wisata agar tidak terperosok ke dalam aliran air panas di bawahnya.
Lebih lanjut, masyarakat setempat menyebut bahwa kenampakan batuan yang berlapis-lapis ini bertambah luas.
Sementara, di bawah hamparan batuan yang mengeras seperti menyimpan sumber air panas yang tak pernah habis dan terus meletup-letup.
Maka tidak heran apabila di beberapa bagian terdapat kubangan atau kolam berukuran dan kecil yang mengalirkan air hangat.
Selain menyimpan potensi sebagai destinasi wisata alam, Suoh juga dikenal sebagai kawasan geotrek dengan potensi panas bumi yang luar biasa.
Potensi panas bumi di lokasi ini diperkirakan mencapai 900 megawatt equivalent (MWe) di dalam maupun luar kawasan.
Sumber:
vsi.esdm.go.id
bnpb.go.id
lampung.antaranews.com
antaranews.com
lampung.tribunnews.com
regional.kompas.com