Selain menetapkan tersangka, Arifin juga mengungkapkan hasil pemeriksaan maraton oleh kepolisian terkait penyebab kecelakaan di kilometer 695+400 Jalur A Tol Jombang-Mojokerto, Selasa malam lalu.
Ternyata, lanjut Arifin, tidak ada upaya pengereman yang dilakukan pengemudi bus sesaat sebelum menabrak bagian belakang truk pengangkut gerabah.
Awalnya, kata dia, polisi menemukan jejak pengereman sepanjang 69,2 meter dan menduga jika jejak tersebut merupakan bekas pengereman bus sebelum menabrak.
Namun, berdasarkan pemeriksaan kamera pemantau atau CCTV dan analisis dari tim Traffic Accident Analysis (TAA) Direktorat Lalu Lintas Polda Jawa Timur, serta keterangan saksi lapangan dan saksi ahli, ditemukan kesimpulan berbeda.
“Bahwa bekas rem sepanjang 69,2 meter yang kemarin kita temukan, ternyata bukan merupakan bekas pengereman dari bus, melainkan bekas rem truk yang ada di belakang,” kata Arifin.
Dia memastikan, bahwa tidak ada upaya pengereman yang dilakukan pengemudi bus. Sedangkan kendaraan yang dikemudikan, dalam kondisi baik dan layak untuk digunakan.
Hal itu juga diperkuat dengan bukti dan keterangan saksi jika bus yang mengalami kecelakaan tersebut telah diperiksa dan diuji kelayakannya, pada hari yang sama sebelum berangkat membawa rombongan study tour ke Yogyakarta.
“Dalam hal ini tidak ada pengereman sama sekali yang dilakukan pengemudi bus. Namun, berdasarkan pengecekan dari ahli, untuk rem kendaraan, KIR dan segala macam, masih berlaku dan masih berfungsi,” lanjut dia.
Arifin mengatakan, bus pariwisata yang dikemudikan Yanto melaju dengan kecepatan di atas batas maksimal, yakni 100 hingga 110 kilometer per jam.
“Untuk kecepatan, kesalahannya adalah over speed. Dari GPS diketahui kecepatannya 108 kilometer per jam, sedangkan hasil dari TAA kecepatan memang sudah over dari 100 hingga 110 kilometer per jam,” ujar dia.
Baca juga: Kronologi Guru di Jombang Jadi Tersangka Usai Siswa Cedera karena Bermain di Kelas
Ditambahkan, saat mengemudi, sopir bus dalam kondisi mengantuk dan sempat tertidur sesaat sebelum bus dikemudikannya menabrak bagian belakang truk pengangkut gerabah.
Hal itu, kata Arifin, diperkuat dengan pengakuan pengemudi bus yang menyatakan baru tersadar jika bus yang dikemudikannya telah menabrak dan menempel pada bagian belakang truk.
Sementara, menurut keterangan sopir truk pengangkut gerabah, kata Arifin, menyatakan tidak menerima sinyal akan didahului oleh kendaraan lain, namun tiba-tiba kendaraan yang dikemudikan olehnya tertabrak kendaraan lain dari belakang.