Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UKT Mahal, Siti Mundur dari Universitas Riau, Pihak Kampus Berdalih

Kompas.com - 24/05/2024, 16:36 WIB
Idon Tanjung,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Siti Aisyah memilih mengundurkan diri setelah diterima berkuliah di Universitas Riau melalui Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP).

Gadis berusia 18 tahun ini mundur, karena orangtuanya tidak mampu membayar uang kuliah tunggal (UKT) yang dirasa mahal.

Siti adalah siswi SMA Negeri 1 Pendalian, Kecamatan Rokan IV Koto, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) yang diterima di Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Riau.

Namun, ia belakangan diketahui, dia harus membayar UKT golongan V sebesar Rp 4,8 juta per semester.

Siti yang tidak sanggup membayar biaya tersebut lalu  memilih mundur.

Baca juga: Puluhan Calon Mahasiswa Batal Masuk Universitas Riau karena UKT Naik

Jawaban Universitas Riau

Terkait persoalan ini, Universitas Riau pun buka suara.melalui Wakil Rektor IV Sofyan Husein Siregar.

Sofyan menyampaikan, atas perintah Rektor, tim UKT menghubungi Siti pada Kamis (23/5/2024), guna melakukan verifikasi ulang terhadap kondisi ekonomi keluarganya.

"Ternyata orangtua Siti bekerja sebagai buruh sawit. Bukan petani sawit seperti yang dilaporkan Siti saat mendaftar ulang secara online," kata Sofyan melalui keterangan tertulis, Jumat (24/5/2024).

Karena itu, ungkap dia, Universitas Riau kemudian merevisi atau menurunkan UKT-nya dari Rp 4,8 juta per semester (UKT V) menjadi Rp 1 juta (UKT II).

Namun, Sofyan menyebut Siti memilih untuk kuliah di Universitas Pasir Pengaraian (UPP) di Rohul.

"Siti lebih memilih kuliah di Universitas Pasir Pangaraian (UPP), dekat kampungnya, karena sudah memeroleh beasiswa dan ingin tetap dekat ayahnya," kilah Sofyan.

Lebih lanjut, Sofyan menjelaskan, cerita tentang Siti bermula dari berita sebuah media massa, yang mengungkap Siti tidak jadi kuliah di Universitas Riau karena UKT yang mahal.

Baca juga: Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Universitas menetapkan besaran UKT untuk mahasiswa baru berdasarkan bukti-bukti tertulis penghasilan orangtua yang dikirimkan secara online saat pendaftaran ulang.

Namun, universitas tetap memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk merevisi UKT dengan menunjukkan bukti-bukti yang lebih akurat.

Menurut Sofyan, sebanyak 45 dari 2.000 mahasiswa, memanfaatkan kesempatan ini dan berhasil menurunkan UKT mereka, bahkan sampai empat tingkat.

"Siti belum sempat memanfaatkan kesempatan ini, tapi berita tersebut sudah terlanjur viral dan melebar ke mana-mana."

"Tak terkecuali oleh media sosial yang ramai-ramai membagikan gambar tangkapan layar judul berita media online yang mengekspos Siti pertama kali tadi," sebut Sofyan.

Sebenarnya, kata Sofyan lagi, sehari sebelum pendaftaran ulang ditutup, Senin (20/5/24), pihak universitas sudah menghubungi Siti untuk memberitahu bahwa ada pihak yang ingin membiayai kuliah Siti hingga tamat.

Baca juga: Kritik Uang Kuliah, Mahasiswa Universitas Riau Dilaporkan Rektor ke Polisi

Tetapi, sebut dia, Siti tidak mengangkat semua telepon yang masuk karena sedang melakukan cooling down.

"Kami memang tidak mencari sampai ke kampungnya yang terletak 181 kilometer dari kampus Universitas Riau di Pekanbaru."

"Tapi, sudah berhasil bicara panjang lebar dengan Siti dan keluarganya. Ini pengalaman yang akan kami gunakan untuk perbaikan universitas ke depan," kata Sofyan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggaran Inpres Jalan Daerah Kalbar Belum Cair, Komisi V DPR Undang Kementerian PUPR Rapat

Anggaran Inpres Jalan Daerah Kalbar Belum Cair, Komisi V DPR Undang Kementerian PUPR Rapat

Regional
Kasus Dugaan Korupsi RSUD Sumbawa Jilid II Naik Penyidikan, Ada Potensi Tersangka Lebih dari Satu

Kasus Dugaan Korupsi RSUD Sumbawa Jilid II Naik Penyidikan, Ada Potensi Tersangka Lebih dari Satu

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Berawan

Regional
'Justice For Afif...'

"Justice For Afif..."

Regional
Industri Tekstil Jateng Terpuruk, Dipicu Bahan Baku Sulit dan Permintaan Loyo

Industri Tekstil Jateng Terpuruk, Dipicu Bahan Baku Sulit dan Permintaan Loyo

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Regional
[POPULER REGIONAL] Sosok Bupati Belu Perjuangkan Pengobatan Gratis | Soal Pejabat di Semarang Titip Anak di PPDB

[POPULER REGIONAL] Sosok Bupati Belu Perjuangkan Pengobatan Gratis | Soal Pejabat di Semarang Titip Anak di PPDB

Regional
Soal Pilkada Solo, Muhammadiyah Netral tapi Punya Kriteria Pemimpin

Soal Pilkada Solo, Muhammadiyah Netral tapi Punya Kriteria Pemimpin

Regional
Gunung Gandang Dewata, Puncak Tertinggi di Sulawesi Barat

Gunung Gandang Dewata, Puncak Tertinggi di Sulawesi Barat

Regional
Dampak Cuaca Buruk, Petambak Udang di Kebumen Panen Lebih Awal

Dampak Cuaca Buruk, Petambak Udang di Kebumen Panen Lebih Awal

Regional
Terungkap Motif Pria Bacok Pacar Anaknya hingga Tewas, Sakit Hati Putrinya Dilecehkan

Terungkap Motif Pria Bacok Pacar Anaknya hingga Tewas, Sakit Hati Putrinya Dilecehkan

Regional
Malam Ini Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus Lagi, Semburkan Abu Tebal 900 Meter

Malam Ini Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus Lagi, Semburkan Abu Tebal 900 Meter

Regional
Sejarah Kabupaten Semarang

Sejarah Kabupaten Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com