Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Santap Makanan Pengajian, Puluhan Warga di Brebes Keracunan Massal

Kompas.com - 19/05/2024, 05:58 WIB
Tresno Setiadi,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BREBES, KOMPAS.com - Keracunan massal terjadi di Desa Kubangjati, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (18/5/2024) malam.

Pemerintah Kecamatan Ketanggungan mencatat sedikitnya ada 70 orang yang mengalami mual hingga pusing usai menyantap nasi boks dalam sebuah acara.

Dari jumlah itu, 36 orang dirawat di RSUD Ir. Soekarno Ketanggungan, 6 orang di RS. Dera Asyifa, 5 orang di Puskesmas Ketanggungan, dan 24 orang rawat jalan.

"Kebanyakan korban beralamatkan di Desa Kubangjati RT 001, RW 003 Kecamatan Ketanggungan," kata Camat Ketanggungan, Nuruddin dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Sabtu malam.

Baca juga: Keluarga Jadi Korban Keracunan Massal di Gunungkidul, Adrian: Makan Mi dan Daging

Diungkapkan Nuruddin, kejadian berawal pada Jumat (17/5/2024) siang telah diadakan kegiatan jamiyahan perempuan atau pengajian dalam salah satu rumah warga di Desa Kubangjati yang dihadiri sekitar 70 orang.

"Setelah kegiatan selesai dibagikan makanan berupa nasi kotak dengan menu telor bulat dan sayur tahu," ungkap Nuruddin.

Pada malam hari, warga lingkungan tersebut ada yang mengalami pusing, mual dan diare disertai demam.

"Ternyata pada pagi harinya (Sabtu) warga lingkungan juga mengalami hal yang sama, mual pusing dan diare. Tercatat sekitar 70 orang yang mengalami gejala yang sama. Kemungkinan diakibatkan setelah makan nasi kotak," kata Nuruddin.

Baca juga: Keracunan Massal di Cianjur, Polisi Periksa 2 Orang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Regional
Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Regional
Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Regional
Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Regional
Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via 'Video Call' jika Pemilih Sibuk

Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via "Video Call" jika Pemilih Sibuk

Regional
Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Regional
Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Regional
Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Regional
7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

Regional
Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Regional
Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Regional
Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com