SIKKA, KOMPAS.com - Stok vaksin anti-rabies (VAR) di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), kosong selama dua pekan terakhir. Padahal daerah tersebut masih berstatus kejadian luar biasa (KLB) rabies.
"Stok VAR untuk sementara kosong," uar Kepala Dinas Kominfo Sikka, Very Awales saat dihubungi, Senin (22/4/2024).
Very mengatakan, berdasarkan informasi dari Dinas Kesehatan setempat, Kabupaten Sikka mendapat jatah bantuan VAR sebanyak 300 dosis dari Kementerian Kesehatan.
Sampai saat ini, ratusan dosis VAR tersebut sedang dalam proses pengiriman menuju Kabupaten Sikka.
"Stok vaksin yang ada ini sangat terbatas. Hanya diperuntukkan 75 orang," ujar dia.
Baca juga: 4 Warga Sikka Meninggal karena Rabies, Anjing yang Tidak Divaksin Harus Dieliminasi
Dia berharap dengan ketersediaan stok VAR yang ada, warga yang memelihara hewan penular rabies (HPR) seperti anjing harus mengikuti instruksi yang dikeluarkan Bupati Sikka.
Sementara itu, dalam surat instruksi Bupati Sikka Nomor Distan. 524.3/102/IV/2024 tentang Pemberantasan Penyakit Rabies, Penjabat Bupati Sikka, Adrianus Firminus Parera menyatakan, semua HPR wajib divaksinasi.
Baca juga: Pemkab Sikka NTT Siapkan 1.000 Dosis Vaksin Cegah Rabies di Palue
Apabila ada HPR yang tidak divaksin maupun tidak diikat, maka menjadi kewajiban kepala desa atau lurah untuk mengeliminasi HPR tersebut.
Jika ada yang tetap menolak anjingnya dieliminasi, maka pemilik HPR bertanggung jawab penuh apabila anjing tersebut menggigit orang lain.
Selanjutnya, apabila terjadi kasus gigitan HPR, segera mencuci luka dengan sabun selama 10-15 menit, lalu diberi alkohol atau yodium.
Korban gigitan dibawa ke puskesmas stau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan tindakan medis lanjutan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.