Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyatakan Diri Maju Pilgub NTB, Mantan Dubes Indonesia untuk Turki Paparkan Visi

Kompas.com - 01/04/2024, 08:32 WIB
Idham Khalid,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

Menurutnya, pengembangan pariwisata di NTB tidak harus berpatokan dengan keberhasilan Provinsi Bali yang banyak menghadirkan wisatawan.

Menurutnya, NTB harus bisa bisa berkembang dengan kondisi kultur dan kualitas yang dimiliki.

"Mengenai pariwisata, kita tidak harus mengikuti jalannya Bali, kita terlalu mengukur diri kita dengan Bali."

Baca juga: Sekjen PDI-P: 171 Kader Kepala Daerah Siap Maju Kembali pada Pilkada 2024

"Kita bisa membuat peta jalannya sendiri, karena kondisi sosio kultural kita sangat berbeda dengan Bali. Jadi tidak ada alasan kita mengikuti Bali," papar Iqbal.

Menurutnya, jika Bali lebih banyak mengedepankan kuantitas maka NTB akan mengedepankan kualitas wisatawan yang berkunjung.

"Kita bisa memilih quality tourism. Tidak usah banyak-banyak, tapi kualitas bagus, artinya spendingnya banyak, tinggalnya lama, dan yang paling penting menurut saya, dia (wisatawan) tidak menciptakan masalah sosial," kata Iqbal.

Ia pun berencana membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berbasis wisata halal di daerah pegunungan dengan sumber mata air untuk tujuan menggaet wisatawan negara Teluk Arab.

"Sasaran tourismnya adalah negara-negara Teluk Arab, yaitu Bahrain, Kuwait, Emirat Arab, Qatar, Oman Saudai Arabia itulah negara teluk karena meraka ini kaya-kaya sekali."

"Mereka di anatara negara-negara paing kaya di dunia," kata Iqbal.

Baca juga: Masih Berjaya di Tasikmalaya, PPP Koalisi Bareng Demokrat pada Pilkada 2024

Selain soal pariwisata, Iqbal juga memaparkan visi membangun ekonomi NTB dengan membentuk sistem ekonomi berbasis kerakyatan pembentukan koperasi.

"Yang kedua mengenai ekonomi, ekonomi kerakyatan, jadi sejak dulu pak Hatta telah menulis ekonomi Indonesia harus ekonomi kerakyatan, ekonomi kerakyatan simbolnya adalah koperasi," kata Iqbal.

Disampaikan Iqbal, dirinya telah merancang konsep ekonomi kerakyatan berbasis koperasi dapat berkembang dan juga membangun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

"Banyak sektor yang bisa dorong ekonomi kerakyatan, konsepnya sudah kami rumuskan dan bagaimana juga mengembangkan BUMD-BUMD yang dikelola secara professional, dan sahamnya harus dimilki oleh-oleh koperasi petani, peternak-peternak yang kita miliki," kata Iqbal.

Komunikasi dengan partai

Baca juga: Wakil Ketua KPK Minta Pemda Tak Gelontorkan Bansos Jelang Pilkada 2024

Ditanya mengenai komunikasi dengan partai politik, Iqbal mengaku proses tersebut berjalan baik di daerah maupun di pusat.

Semua partai politik baginya penting, silaturahim dan pertemuan akan terus dirajut.

"Insyaallah akan terus kita jalin sampai ada titik temu untuk bersama-sama terlibat (Pilgub) nanti," terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terbukti Berzina, Mantan Suami dan Ibu Norma Risma Divonis 9 dan 8 Bulan Penjara

Terbukti Berzina, Mantan Suami dan Ibu Norma Risma Divonis 9 dan 8 Bulan Penjara

Regional
DBD Merebak, 34 Warga Sumsel Meninggal Dunia

DBD Merebak, 34 Warga Sumsel Meninggal Dunia

Regional
Pekan Sawit 2024 di ATI Padang, Menperin Fokuskan Kebijakan Hilirisasi

Pekan Sawit 2024 di ATI Padang, Menperin Fokuskan Kebijakan Hilirisasi

Regional
Jaringan Pengiriman Motor Bodong ke Vietnam Dibongkar, Pelakunya Warga Demak

Jaringan Pengiriman Motor Bodong ke Vietnam Dibongkar, Pelakunya Warga Demak

Regional
Pemkab Aceh Barat Bangun 600 Jamban untuk Warga Miskin

Pemkab Aceh Barat Bangun 600 Jamban untuk Warga Miskin

Regional
8 Orang Meninggal akibat DBD di Solo, Mengapa Kasusnya Masih Tinggi?

8 Orang Meninggal akibat DBD di Solo, Mengapa Kasusnya Masih Tinggi?

Regional
Balita 7 Bulan di Bima Jadi Korban Penculikan

Balita 7 Bulan di Bima Jadi Korban Penculikan

Regional
Aturan Baru PPDB SMP di Banyumas 2024, Tak Boleh Lagi Numpang KK

Aturan Baru PPDB SMP di Banyumas 2024, Tak Boleh Lagi Numpang KK

Regional
Kurir Sabu 2,5 Kilogram Ditangkap di Magelang, Buron dari Jaringan Aceh-Jawa

Kurir Sabu 2,5 Kilogram Ditangkap di Magelang, Buron dari Jaringan Aceh-Jawa

Regional
16 Pekerja Migran Nonprosedural Terdampar di Pulau Kosong Nongsa

16 Pekerja Migran Nonprosedural Terdampar di Pulau Kosong Nongsa

Regional
Jokowi: Harus Relokasi, Tak Mungkin Pembangunan di Jalur Bahaya Marapi

Jokowi: Harus Relokasi, Tak Mungkin Pembangunan di Jalur Bahaya Marapi

Regional
Sopir Mobil yang Terbakar di Banyumas Masih Misterius, Sempat Terekam Berjalan Santai Menjauhi TKP

Sopir Mobil yang Terbakar di Banyumas Masih Misterius, Sempat Terekam Berjalan Santai Menjauhi TKP

Regional
Pemkab Kediri Alokasikan Dana Hibah Rp 5 Miliar, Mas Dhito: Komitmen Tuntaskan PTSL

Pemkab Kediri Alokasikan Dana Hibah Rp 5 Miliar, Mas Dhito: Komitmen Tuntaskan PTSL

Regional
Kunjungi Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar, Jokowi Bagikan Sembako

Kunjungi Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar, Jokowi Bagikan Sembako

Regional
Masuk Musim Kemarau, 80 KK di Semarang Kekurangan Air Bersih

Masuk Musim Kemarau, 80 KK di Semarang Kekurangan Air Bersih

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com