Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Pengamat Undip soal Kriteria Gubernur Jateng: Paham Masalah Ekologis

Kompas.com - 30/03/2024, 07:46 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Nur Hidayat Sardini membeberkan kriteria gubernur yang layak memimpin Jawa Tengah pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Undip itu menilai, sosok pemimpin di Jateng harus memahami kompleksitas masalah di wilayah itu, terutama persoalan ekologis yang memicu berbagai bencana di Jateng.

"Kriterianya kan orang yang paham dengan Jawa Tengah, luasnya Jawa Tengah dari ujung ke ujung dan berbagai permasalahan di Jateng, paling parah ekologis dan climate changes yang sama sekali kita tidak punya intervensi apa pun. Kita berada pada kondisi yang sangat pasrah," tuturnya saat diwawancarai, Jumat (29/3/2024).

Baca juga: Gus Yusuf Nyatakan Siap Maju Pilkada Jateng 2024

Mengingat persoalan banjir masih terus menghantui warga, sosok Gubernur Jateng nantinya harus memikirkan secara serius terkait hal itu. Termasuk bekerja sama dengan pemerintah pusat.

"Rob abadi di Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan, sayung Kabupaten Demak, sekarang (muncul) genangan air yang menyerupa pada Selat Muria, ini masalah ekologi. Tidak bisa diselesaikan oleh Jateng saja, harus ada jaringan nasional," jelasnya.

Baca juga: Prabowo Dorong Ketua DPD Gerindra Jateng Sudaryono Maju Pilgub Jateng

Menurutnya, Pj Gubernur Nana Sudjana belum dapat menjamin penyelesaian masalah banjir Jateng. Apalagi Nana berstatus penjabat yang ditunjuk pemerintah pusat, bukan dipilih masyarakat Jateng secara langsung.

"Kan Pj ini juga tidak punya amanat rakyat saat pilkada, jadi tidak merasa untuk dekat dengan persoalan. Kalau Pak Ganjar kan responsifnya tinggi sekali, it's oke lah," lanjutnya.

Berikutnya, pemimpin Jateng harus memahami akar masalah kemiskinan di Jateng. Ia menilai Jateng mestinya tidak lagi berurusan dengan kemiskinan.

"Kemiskinan itu satu rantai, satu rantainya salah satunya kapasitas daya beli masyarakat, nilai tukar petani, menurut saya tidak memuaskan. IPM memang bagus, tapi kalau data kualitatif, sektor pertanian kita tidak menjadi hal yang utama," jelasnya.

Jumlah warga Jateng yang bermigrasi ke Jabodetabek untuk memperbaiki nasib sudah tidak diperkirakan. Namun di saat bersamaan jarang ada warga luar Jateng yang bermigrasi ke Jateng karena tidak memiliki daya tarik.

"Akhirnya jadi daya tolak. Generasi muda yang jatuh ke profesi pertanian tidak ada, orang yang selesai kuliah langsung pulang, padahal wilayah kita agraris. Lumbung padi di Jateng yang sudah sejak lama settle (mapan) seperti Klaten, Grobogan, Pati itu harus diperhatikan," bebernya.

Lebih jauh, pemimpin Jateng juga perlu mengangkat nilai provinsi ini dengan strategis dari berbagai sektor di dearah masing-masing. Tak terkecuali potensi kawasan wisata.

"Misalnya Keraton Solo kembangkan wisata, programnya konektivitas dengan daerah lain, yang menyedihkan orang tahu Borobodur itu milik Jogja, padahal itu Magelang. Orang ke Cepu bilang itu Jatim, padahal itu Jateng, gimana pelajaran geografis kita mengatakan itu Jatim?" jelasnya.

NHS menganggap fenomena tersebut merupakan kegagalan Jateng menjual potensi wilayah termasuk pariwisata ke panggung nasional di hadapan warga luar provinsi. Untuk diketahui, sejumlah nama sudah muncul bakal maju dalam kontestasi Pilkada Jateng. Di antaranya, Ketua DPD PDI-P Jateng Bambang Wuryanto 'Pacul', Ketua DPW PKB Jateng Muhammad Yusuf Chudlori, dan Ketua DPD Gerindra Jateng Sudaryono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Palsukan Merek Celana Jeans, Warga Pekalongan Terancam 1 Tahun Penjara dan Denda Rp 50 Juta

Palsukan Merek Celana Jeans, Warga Pekalongan Terancam 1 Tahun Penjara dan Denda Rp 50 Juta

Regional
Duduk Perkara Pria di Jambi Jadi Tersangka Usai Bunuh Begal, Bela Sang Adik yang Dipukuli, Kini Dibebaskan

Duduk Perkara Pria di Jambi Jadi Tersangka Usai Bunuh Begal, Bela Sang Adik yang Dipukuli, Kini Dibebaskan

Regional
758 Atlet Jateng dari 60 Cabor Bertanding di PON Aceh-Sumut, Targetkan Peringkat Tiga Besar

758 Atlet Jateng dari 60 Cabor Bertanding di PON Aceh-Sumut, Targetkan Peringkat Tiga Besar

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Regional
TNI AL dan Militer Singapura Gelar Latihan Sapu Ranjau Laut di Perairan Kepri

TNI AL dan Militer Singapura Gelar Latihan Sapu Ranjau Laut di Perairan Kepri

Regional
[POPULER REGIONAL] Mengungkap Penyebab Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana | Pembunuh Vina Buron sejak 2016

[POPULER REGIONAL] Mengungkap Penyebab Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana | Pembunuh Vina Buron sejak 2016

Regional
Tabrak Truk Parkir, Sopir dan Kernet Tewas di Tol Pejagan-Pemalang

Tabrak Truk Parkir, Sopir dan Kernet Tewas di Tol Pejagan-Pemalang

Regional
BEM UNS Minta UKT Golongan 9 Dihapus, Wakil Rektor: Itu Hanya untuk yang Mampu Saja

BEM UNS Minta UKT Golongan 9 Dihapus, Wakil Rektor: Itu Hanya untuk yang Mampu Saja

Regional
Cerita Sanadin Calon Haji Tertua di Sumbawa, Berangkat ke Tanah Suci di Umur 96 Tahun

Cerita Sanadin Calon Haji Tertua di Sumbawa, Berangkat ke Tanah Suci di Umur 96 Tahun

Regional
Sepasang Kekasih Gadaikan Motor Rental, Uangnya untuk Modal Usaha Jualan Kalender

Sepasang Kekasih Gadaikan Motor Rental, Uangnya untuk Modal Usaha Jualan Kalender

Regional
Mobil yang Terbakar hingga Merembet ke Rumah Warga di Banyumas Diduga Bawa BBM, Sopirnya Kabur

Mobil yang Terbakar hingga Merembet ke Rumah Warga di Banyumas Diduga Bawa BBM, Sopirnya Kabur

Regional
Permudah Koordinasi Bencana, Gubernur Sumbar Berkantor di Bukittinggi

Permudah Koordinasi Bencana, Gubernur Sumbar Berkantor di Bukittinggi

Regional
9 Nama Lain Bakwan di Berbagai Daerah, Ada Bala-bala dan Ote-ote

9 Nama Lain Bakwan di Berbagai Daerah, Ada Bala-bala dan Ote-ote

Regional
Polisi Usut Dugaan Pelecehan Seksual oleh Pembina Pramuka di Palembang

Polisi Usut Dugaan Pelecehan Seksual oleh Pembina Pramuka di Palembang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com