Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Semarang Keluhkan Elpiji 3 Kg Langka, Pertamina: Beli ke Pangkalan Resmi

Kompas.com - 26/03/2024, 22:36 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Sejumlah warga Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) mengeluh karena elpiji 3 kilogram atau gas melon sulit ditemukan.

Hal itu membuat warga kesulitan untuk menyiapkan makanan saat buka puasa dan terutama saat sahur di Bulan Ramadhan.

Menanggapi hal itu, Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Regional Jateng PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho mengatakan, ketersediaan elpiji aman hingga lebaran.

"Parameter ketersediaan elpiji 3 kilogram di pangkalan elpiji kilogram resmi, bukan di pengecer," kata dia.

Baca juga: Warga Pusing Elpiji 3 Kg di Semarang Langka dan Harganya Mahal

Ditanya soal gangguan distribusi karena cuaca ekstrem, Galih menegaskan jika pasokan ke agen dan pangkalan elpiji 3 kilogram sudah terpenuhi semua per Senin18 Maret 2024.

"Pangkalan resmi ada papan namanya," imbuh Galih.

Dia menjelaskan, sesuai surat Dirjen Migas No. T-190/MG.05/DJM/2023 tanggal 8 Januari 2023 perihal kewajiban penyediaan dan pendistribusian elpiji tabung kilogram, pangkalan diwajibkan mendistribusikan minimal 80 persen elpiji subsidi langsung kepada konsumen akhir mulai 1 Maret 2023.

"Sedangkan sebelumnya, peruntukkan untuk konsumen akhir adalah minimal 70 persen," paparnya.

Perubahan komposisi tersebut, lanjutnya, untuk memastikan distribusi elpiji kilogram lebih banyak dijual di pangkalan elpiji kilogram untuk konsumen akhir.

"Adapun sejatinya elpiji 3 kilogram adalah untuk rumah tangga, usaha mikro, petani sasaran, dan nelayan sasaran," kata dia.

Sementara, untuk rumah tangga menengah ke atas dan usaha di atas level mikro, dia mengimbau untuk menggunakan elpiji nonsubsidi.

"Ada varian elpiji nonsubsidi untuk menengah ke atas dan usaha di atas level mikro," paparnya.

Diberitakan sebelumnya, Andika Pratama, Warga Gajah Raya Kecamatan Gayamsari Semarang mengatakan, kelangkaan elpiji 3kg cukup menyiksa saat Bulan Ramadhan.

"Apalagi kalau saat sahur, kalau tak ada gas elpiji ya susah," jelasnya saat dikonfirmasi.

Sampai saat ini, Andika mengaku belum mendapatkan gas melon. Sejumlah warung yang ada di tempat tinggalnya juga masih pada kosong.

"Sudah beberapa hari. Sampai saat ini saya belum mendapatkan," paparnya.

Meskipun ada, lanjutnya, gas melon yang tersedia di warung harganya naik menjadi Rp 27.000 per-tabung.

Baca juga: Jelang Lebaran, Penggunaan Elpiji di Yogyakarta Diprediksi Naik 4 Persen

"Padahal harga normalnya Rp 20.000-an," ujar Andika.

Untuk itu, dia berharap gas melon kembali ke harga normal dan tidak ada kelangkaan. Menurutnya, gas melon dapat membantu kebutuhan masyarakat yang kurang mampu.

"Penginnya gas tidak lagi langka. Kalau langka kan harganya pasti naik," imbuhnya.

Sementara itu, Hafidz warga Wates, Kecamatan Ngaliyan Semarang juga mengatakan hal yang sama.

"Sudah awal puasa susah dapat," ucap dia.

Hal yang sama juga dikatakan Saipul, pedagang gas melon di Gayamsari Semarang. Sampai saat ini dia belum mendapatkan kiriman elpiji.

"Padahal biasanya dua hari sekali," kata dia.

Kelangkaan gas melon membuatnya jadi sasaran amarah warga. Menurutnya, sudah banyak pembeli yang kecewa karena elpiji kosong.

"Mengeluh orang pada beli nggak ada gas. Dan permintaan banyak enggak ada stok sama sekali," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com