"Bagi saya enggak mengganggu sama sekali, saya merasa tertib belajar dan tertib ibadah itu mengenai kuliah dan tanggungjawab di masjid," Kata Anshar.
Anshar justru merasa bersyukur karena dengan menjadi marbut, ia bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah.
"Sama sekali tidak ada rasa malu, karena memang proses saya berorientasinya pada aspek peningkatan ilmu pengetahuan, dan memperbaiki kualitas ibadah. Jadi tidak ada rasa malu sedikitpun dalam diri pribadi saya," Kata Anshar.
Anshar menceritakan, selama menjadi marbut banyak suka duka yang dialaminya. Ia bahkan pernah difitnah dan dituduh mencuri kotak amal masjid.
"Pernah kejadian kehilangan kotak amal, kita dikasih solusi marbut di sini harus keluar semua, saya sendiri pernah difitnah mengambil uang kotak amal padahal bukan saya yang mengambil dan terbukti bukan saya yang mengambil," kenang Anshar.
Meskipun harus tinggal jauh dari keluarga, Anshar sudah menganggap warga kompleks, Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), dan anak didiknya sebagai keluarga sendiri.
Baca juga: Tak Ada Jaminan Kesehatan Selama 32 Tahun Jadi Marbut, Sadikun Andalkan KIS
Selama menjadi marbut, Anshar mendapat tempat tinggal di Masjid. Selain itu ia juga mendapat beras dan uang saku dari DKM sebesar Rp 250.000.
Dari Pemerintah Daerah setempat, marbut mendapat intensif sebesar Rp 3 juta setiap tahunnya atau sekitar Rp 250.000 per bulan.
"Alhamdulillah kalau setiap Ramadhan dapat Rp 500.000 dari Baznas," sebut Anshar. Menurut Anshar jumlah tersebut cukup membantu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Baca juga: Cerita Hamzah 8 Tahun Jadi Marbut di Masjid Sultan Bima, Dapat Hak Kelola Sawah
Anshar berharap setelah wisuda dan mendapatkan pekerjaan, dia bisa bermanfaat bagi orang lain. Salah satu cita-citanya adalah ingin menjadi donatur tetap masjid An Nur, tempat dimana dia pernah menjadi marbut.
"Cita-cita saya menjadi donatur tetap di masjid ini yang pernah saya tinggal di sini," ungkap Anshar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.