Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Azwar, Mahasiswa S2 yang Jadi Marbot, Merasa Keren di Mata Allah

Kompas.com - 24/03/2024, 20:16 WIB
Fitri Rachmawati,
Reni Susanti

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Siapa bilang jadi marbot masjid tidak keren? Di Masjid Khairul Huda, Lingkungan Irigasi Ampenan Kota Mataram, ada marbot masjid berusia muda. Ia baru lulus S1 dan sedang menempuh kuliah S2 di Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.

"Saya tidak malu menjadi marbot masjid, ini bahkan keinginan saya sejak SMA, ingin menjadi marbot. Tidak tahunya benar kesampaian, kenapa mesti malu menjaga rumah Allah," kata Febria Azwandi (24) sambil membersihkan lantai masjid, Jum'at (22/3/2024).

Memilih menjadi marbot bagi mahasiswa, bukan hal lazim. Bahkan sebagian besar marbot di sejumlah masjid di Kota Mataram, berusia 40 tahun ke atas. Namun bagi Azwar, pilihannya sudah tepat dan itu dianggapnya keren.

Baca juga: Kisah Muammar 10 Tahun Jadi Marbot, Bahagia Layani Umat Meski Honor Kecil

Azwar menceritakan awal mula dirinya menjadi marbot. Awalnya dia dipanggil Imam Masjid Khairul Huda, H Hulaimi, untuk tinggal dan merawat masjid.

Karena masih kuliah S1 jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) di UIN Mataram, dia minta waktu satu bulan untuk berpikir dan menyelesaikan sejumlah kewajibannya di kos.

"Saya dulu pernah punya keinginan menjadi marbot waktu SMA. Ketika ada tawaran saya akhirnya siap menjadi marbot. Namun dua kawan kos saya yang juga diminta ikut tinggal di masjid dan merawat masjid batal ikut, hanya saya sendiri," tutur dia.

Baca juga: Cerita Eka, Merantau dari Jakarta demi Menjadi Marbot di Masjid Bersejarah Makassar

Singkat cerita, pada 2019 Azwar memulai hari-harinya menjadi marbot, di akhir semester 2. 

Azwar berusaha membagi waktu kuliah dan tugas mengurus masjid. Semua tugas marbot mulai dari membersihkan lantai 1 dan 2 masjid, langit-langit masjid, mimbar masjid, tempat wudhu dan toilet hingga halaman masjid.

Selain itu, ia akan membantu menyiapkan kebutuhan warga jika ada acara pengajian di masjid, serta menyiapkan pelaksanaan shalat Jumat. 

Azwar tak sendiri. Dia membagi tugas dengan 2 rekannya yang lain, sehingga suasana di Masjid Khairul Huda benar-benar nyaman karena kebersihannya.

Azwar juga menyiapkan kursi untuk jemaah yang shalat tapi tidak kuat berdiri. Semua dikerjakannya dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati.

"Prinsip saya itu membahagiakan orang di dunia dengan melayani mereka di masjid sebagai tamu Allah, untuk mendapatkan kebahagiaan nanti di akhirat, atas seizin Allah," ungkap dia.

Meringankan Beban Orangtua

Memantapkan diri menjadi marbot, bagi Azwar, selain mendekatkan diri pada Allah dan menjauh dari hal-hal buruk dalam hidup dan agama, juga untuk meringankan beban orang tuanya.

"Saya bisa meringankan beban orangtua, tidak bayar kos lagi karena tinggal di masjid, bisa menabung untuk biaya kuliah. Bahkan kadangkala saya bisa mengirim uang ke orangtua di Lombok Timur," ucap dia.

Menjadi marbot juga menyembuhkan kesedihannya karena gagal kuliah di Yogyakarta yang diimpikannya. Azwar malah lulus dengan gemilang dan melanjutkan kuliahnya di S2 di jurusan yang sama Pendidikan Agama Islam (PAI) UIN Mataram.

Azwar mengakui bahwa banyak anak muda zaman sekarang yang kurang tertarik menjadi penjaga masjid atau marbot.

Namun baginya, pilihan menjadi marbot adalah hal yang menyenangkan sekaligus menenangkan. Apalagi saat masih SMA, tempat favoritnya adalah masjid dan itu terbawa hingga kini.

Azwar juga terus berupaya menuntaskan S2 nya setahun lagi dan menargetkan bisa menjadi dosen. Kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. 

"Saya berjuang meraih cita-cita di masjid ini, saya akan tetap konsisten agar bisa menjadi dosen dan membanggakan kedua orangtua saya," katanya bersemangat.

Punya Prestasi Membanggakan

Azwar mendapat tawaran menjadi marbot bukan tanpa alasan. Warga Lingkungan Irigasi mengetahui dirinya memiliki kemampuan melantunkan ayat-ayat Al-Quran atau qori. Ia pun memiliki suara yang merdu saat melantunkan azan.

Tidak hanya menyelesaikan S1 dan akan menuntaskan S2 dari perjuangannya menjadi marbot, Azwar juga punya sejumlah prestasi membanggakan.

Tahun 2017 saat masih SMA, Azwar meraih juara 2 MTQ di Kabupaten Lombok Timur. Tahun 2019 juara 2 MTQ Tingkat Kabupaten Lombok Timur.

Tahun 2020 STQ Kabupaten Lombok Timur juara 2 Qiraat Saba'ah. Kemudian mewakili kampusnya dalam MTQ Mahasiswa se-Pulau Lombok, namun belum meraih juara. 

"Saya memang mentoknya di juara 2 saja, tapi saya tekankan dalam diri saya tetap semangat, tidak akan saya tumbangkan semangat untuk terus maju," ucap dia.

Menjadi marbot juga membuka peluang bagi Azwar mengisi acara keagamaan, perkawinan, tasyakuran, dengan honor yang cukup membantu, berkisar Rp 150.000-200.000.

Sedangkan honor dari pengurus masjid tidak seberapa. Sementara bantuan dari Pemerintah Kota Mataram hanya diberikan 6 bulan sekali sebesar Rp 1,6 juta, dibagi 3 dengan dua marbot lainnya.

Cerita lain dari Ramdani Syukri (20), marbot yang juga membantu Azwar ini juga mahasiswa S1 jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) semester 6.

"Saya sudah tiga tahun menjadi marbot di masjid ini, sejak tahun 2021, diajak oleh Kak Azwar. Selain itu kakak saya yang lain di kampung juga menjadi marbot dan meminta saya tinggal di masjid kalau merantau ke Mataram," beber dia.

Menurutnya menjadi marbot memiliki tanggung jawab yang harus dijalankan dengan hati yang lapang dan ikhlas.

Sebagai petugas tempat ibadah umat muslim, ia berupaya menciptakan suasana nyaman agar para makmum ibadahnya khusuk.

"Menjadi marbot itu hebat karena dia berani mengambil tanggung jawab yang besar dan mau menanggung segala risiko yang akan dihadapi. Marbot itu keren sebagai penyeru suara agar kaum muslimin muslimat itu datang untuk melaksanakan sholat berjamaah," kata Dani bangga.

Sebagai rekan sesama marbot Dani sangat menghormati dan bangga pada Azwar. Baginya Azwar seorang qori yang memiliki suara sangat bagus dan tinggi.

"Suara Kak Azwar saat mengaji sangat bagus, dan kelebihannya bisa membagi ilmu pengalamannya kepada kami dan adik-adik di Lingkungan Irigasi yang butuh bimbingan baca Alquran," katanya.

Berharap Lahir Marbot Muda Lainnya

Takmir Masjid Khairul Huda, H Muhammad Yusuf pada Kompas.com mengaku bangga karena di masjidnya ada 3 marbot muda yang semuanya mengejar pendidikan terbaik mereka.

Dua orang masih kuliah S1 Rezyan Hadi (20), Ramdani Syukri (20) dan Azwar yang tengah berjuang menyelesaikan S2 nya.

"Marbot kita banyak memberikan kontribusi, selain pendidikan mereka yang baik, mahasiswa S1 dan S2, mereka memiliki program pendidikan agama untuk anak-anak di lingkungan ini," kata Yusuf.

Para marbot juga membentuk Taman Pendidikan Al-Quran (TPA), baik kelas tahsin, tajwid, dan qiraat, beberapa sudah mengikut lomba-lomba.

Yang membanggakan Yusuf adalah suara azan ketiga marbot sangat bangus sehingga memotivasi jemaah tergerak shalat berjamaah di masjid.

"Mendengar azan mereka, warga tersentuh hatinya. Merinding mendengar suaranya, karena merdu, sehingga berbondong-bondong ke masjid," kata Yusuf bangga.

Yusuf juga mengatakan, menjadi marbot di usia muda itu istimewa. Image marbot itu keren harus terbangun di mata anak-anak gen Z saat ini.

"Selama ini marbot itu image-nya orang-orang tua yang tidak punya pekerjaan. Tetapi di masjid ini justru anak-anak muda yang menjadi marbot karena tergerak hatinya untuk mengabdi di rumah Allah," ucapnya.

Kata Yusuf, selain bisa membantu para marbot meraih cita-citanya, ia juga memberi kebebasan pada marbot muda untuk mengembangkan ilmu yang mereka peroleh di bangku kuliah di lingkungan masjid.

Sebagai Takmir masjid, Yusuf dan pengurus lainnya juga memikirkan bahwa marbot itu tidak hanya beramal untuk akhirat tetapi juga kepentingan dunia. Perlu pendidikan yang baik, mereka juga membutuhkan biaya.

"Kami memikirkan agar mereka bisa menyambung hidupnya, meringankan beban orangtua mereka untuk membiayai kuliahnya," beber Yusuf.

Yusuf menegaskan, selain merawat masjid, para marbot memilki tugas inti, mulai dari adzan, Subuh, Dzuhur, Ashar, Magrib, dan Isya', kebetulan ketiga marbot suaranya sangat bagus dan membanggakan. Hampir tiap waktu salat masjid selalu ramai.

"Allah menggerakan orang-orang shalat di masjid karena panggilan azan yang menyejukkan dan menggerakkan hati mereka," kata Yusuf.

Baznas Bangga Anak Muda Jadi Marbot

Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Mataram, Djaswad, mengaku baru mengetahui ada anak-anak muda yang bersedia dan sungguh-sungguh menjadi marbot di Kota Mataram, karena kebanyakan orangtua yang menjadi marbot.

"Saya baru dengar ini, ini membanggakan sekali, harus menjadi perhatian kita dan harus menjadi contoh bagi anak-anak muda yang lain," kata Djaswad.

Djaswad mengungkapkan, biasanya hal-hal tersebut didengarnya di luar kota, seperti di Jakarta, Pulau Jawa, anak-anak muda sambil kuliah tinggal di masjid menjadi marbot.

"Banyak teman-teman saya waktu kuliah dulu dan rata-rata mereka berhasil, nah yang di Mataram ini saya baru dengar, itu luar biasa sekali. Tolong dikabari saya di masjid mana itu, lengkap dengan namanya ya," katanya.

Ketua Baznas juga mengatakan, marbot di Kota Mataram yang mendapat bantuan lebih dari 250 orang. Jumlahnya Rp 500.000 tiap 6 bulan, tergantung dari banyaknya uang zakat yang masuk.

"Jika banyak masuk 2 hingga 3 kali disalurkan, biasanya setiap bulan puasa dan lebaran. Bukan hanya marbot tapi ada warga miskin lainnya yang jumlahnya mencapai 20.000 orang dan bisa dibantu 8.000 orang," kata Djaswad.

Keberadaan tiga orang marbot muda ini akan menjadi perhatian. Ia berharap ketiganya menghadap ke Baznas untuk dipertimbangkan bantuan untuk mereka.

"Karena kita senang melihat anak muda yang sambil belajar, sambil beribadah. Saya senang sekali mendengarnya, sepanjang mereka meminta bantuan pada kami, insya Allah kita tetap akan bantu sampai dia selesai kuliah," tutur Djaswad.

Yang penting, mereka yang mau mengajukan permohonan bantuan, harus menyertakan surat keterangan miskin atau tidak mampu, karena itu syarat utamanya.

Nantinya akan ada pemeriksaan dari Inspektorat, BPKP, BPK, dan akuntan publik. 

"Kami menunggu kedatangan marbot muda itu di kantor Baznas, itu hal yang baru kami dengar dan sangat membanggakan," ucap dia.

Terkait dengan marbot muda dan berhasil menempuh pendidikan hingga S2 di Kota Mataram, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, H Lalu Martawang mengaku bangga.

"Alhamdulillah selalu ada orang baik yang ikhlas dan ridho berjuang di jalan Allah SWT di antara hiruk pikuk kehidupan perkotaan dengan segala dinamikanya, " kata Martawang.

Hal tersebut katanya akan menguatkan dan membuat semua orang optimis. Karena baginya akan selalu ada semangat untuk masa depan masyarakat yang lebih baik.

Di NTB saat ini tercatat 2.516 orang marbot, 250 orang di antaranya di Kota Mataram. Berdasarkan data BPS jumlah masjid di Pulau Lombok saja lebih dari 5.000, dan baru setengahnya marbot yang tercatat menerima bantuan pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com