Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Komunitas Latar Kalitan, Olah Bahan Tak Terpakai demi Kurangi Sampah

Kompas.com - 16/03/2024, 05:01 WIB
Dian Ade Permana,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Mengolah bahan tak terpakai hingga memiliki nilai ekonomis, banyak dilakukan para perajin. Namun, bagi komunitas Latar Kalitan, penggunaan bahan-bahan tak terpakai tersebut juga bertujuan untuk mengurangi sampah demi penyelamatan lingkungan.

Triyan Hendra (28), mengolah limbah kayu, bunga pinus, bambu, ban motor, dan batok kelapa. Bahan-bahan tersebut, dibuat menjadi barang yang laku dijual seperti pipa rokok, gembes minuman, aksesoris seperti gantungan kunci dan cincin, serta pot bunga.

"Untuk bambu itu kami dapatkan dari sisa pembuatan tusuk sate, batok kelapa dari rumah tangga, sementara bunga pinus dari area Gunung Merbabu, yang jatuh di tanah itu diolah," ungkapnya di tempat workshop Latar Kalitan, kampung Grogol, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga, Jumat (15/3/2024).

Baca juga: Ketika Komunitas Pasien Cuci Darah Ajak Masyarakat Jaga Ginjal Saat Ramadhan

Nayir, panggilan Triyan, mengatakan proses pembuatan barang-barang tersebut tak terlalu sulit.

"Kalau prosesnya itu mudah, yang penting telaten. Karena ini barang tak terpakai, terpenting itu harus steril dan nyaman saat digunakan," kata dia.

"Prosesnya, bahan dipotong sesuai ukuran yang diinginkan. Lalu dilem sebagai perekat, kemudian finishing. Prosesnya kalau untuk pipa sekira dua hari dan gembes lebih lama, karena harus dites untuk kebocoran, total empat sampai lima hari," kata Nayir.

Untuk harga jual, pipa kisaran Rp 30.000 hingga Rp 100.000, pot Rp 15.000 dan gembes Rp 150.000. Sementara aksesoris mulai Rp 10.000.

Selain melalui online, barang produksi anggota Latar Kalitan tersebut dipasarkan melalui pameran komunitas-komunitas.

Nayir mengungkapkan, produk Latar Kalitan diproduksi secara manual.

"Alat-alatnya manual, jadi proses pembuatan agak lama. Meski begitu, produknya cukup diminati dan ada pembeli dari Cirebon, Blora, Semarang, Semarang, dan lokal Salatiga," kata dia.

Pengurus Latar Kalitan, Teni Ardian mengatakan fokus komunitasnya adalah penyelamatan lingkungan dan kebudayaan.

"Kami secara berkala melakukan penanaman bibit pohon di lereng Gunung Merbabu, terutama di Desa Tajuk Kecamatan Getasan sebagai upaya rehabilitasi pasca kebakaran. Selain itu juga ada kebun bibit yang dikerjakan oleh teman-teman," jelasnya.

Teni mengungkapkan Latar Kalitan terbentuk pada medio 2016. Sejak saat itu, komunitas ini seringkali berkolaborasi dengan komunitas lain dalam berkegiatan.

"Kami aktif di musikalisasi puisi, wayang gondes, dan kesenian lain. Itu biasa ditampilkan saat ada even lingkungan, termasuk acara Festival Sumur Wali yang diadakan setiap tahun," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com