KOMPAS.com-Gubernur Provinsi Sumatera Barat Mahyeldi mengatakan, banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan terjadi karena adanya pembalakan hutan secara liar.
"Dari kejadian longsor beberapa tahun lalu termasuk bencana yang sekarang terjadi ini ada indikasi (illegal logging). Terbukti saat saya ke sana penebangan liar itu ada," kata Mahyeldi di Padang, Jumat (15/3/2024), seperti dilansir Antara.
Penebangan liar disebutnya tidak hanya terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan.
Pasalnya, dari beberapa kabupaten yang terdampak banjir maupun tanah longsor, ditemukan adanya indikasi penebangan liar kawasan hutan misalnya di Kabupaten Pasaman.
Baca juga: Masa Pencarian Korban Banjir di Pesisir Selatan Diperpanjang
Menyikapi hal tersebut, Mahyeldi mengatakan pemerintah daerah bersama forum koordinasi pimpinan daerah (forkopimda) setempat perlu menindaklanjutinya.
Tujuannya agar tidak ada lagi penebangan liar di kawasan hutan yang berfungsi sebagai penahan laju air terutama saat hujan.
Pemerintah Provinsi Sumbar juga akan menggencarkan program perhutanan sosial.
Langkah ini diharapkan menjadi sebuah solusi mencegah terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir maupun tanah longsor.
"Jadi, masyarakat bisa memanfaatkan alam tanpa merusak hutan," ujar dia.
Mahyeldi juga menyebutkan kawasan perhutanan sosial seluas 300.000 hektar di Ranah Minang merupakan potensi besar yang harus dimanfaatkan masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan, sekaligus langkah menjaga keseimbangan lingkungan.
Baca juga: Gelombang Tinggi Rusak Rumah-rumah di Pesisir Selatan Sukabumi
Sebagai informasi, berdasarkan hasil rapat koordinasi antara Pemerintah Provinsi Sumbar bersama pemerintah kabupaten dan kota dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Suharyanto pada Senin (11/3/2024) ditemukan beberapa faktor penyebab bencana hidrometeorologi di provinsi itu.
Selain curah hujan yang tinggi lebih dari 12 jam, bencana hidrometeorologi juga akibat saluran drainase yang kurang berfungsi dengan baik sehingga terjadi penyumbatan di beberapa titik.
Kemudian pembangunan infrastruktur dan pemukiman warga yang tidak memerhatikan tata ruang wilayah.
Selanjutnya, dari hasil pendataan di lapangan pemerintah menemukan beberapa titik di kawasan longsor terjadi penggundulan hutan, bangunan penahan dinding yang sungai rusak serta sejumlah faktor lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.