KLATEN, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, mengambil sampel darah satu keluarga seusai memakan daging sapi dari wilayah temuan spora antraks.
Sampel darah satu keluarga asal Desa Kebondalem Lor, Kecamatan Prambanan itu sudah dikirim ke laboratorium di Yogyakarta.
Plt Kepala Dinkes Kabupaten Klaten, Anggit Budiarto mengatakan, pengambilan sampel darah dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya spora antraks di dalam tubuh satu keluarga tersebut.
Baca juga: Hasil Uji Sampel, Tanah di Kalinongko Kidul Prambanan Positif Antraks
"Memang ada warga kami Klaten entah membeli, entah mendapat daging dari Sleman. Warga satu keluarga ada lima orang dilakukan pemeriksaan sampel darah untuk mengetahui ada tidaknya spora yang ada dalam tubuh manusia tersebut," kata Anggit dikonfirmasi, Jumat (15/3/2024).
Sampai saat ini, katanya sampel darah yang dikirimkan ke laboratorium di Yogyakarta belum keluar.
"Sampai hari ini sampel belum keluar hasil," jelas Anggit.
Menurut dia, berdasarkan pemantauan kondisi satu keluarga ini sehat. Meski begitu, mereka terus mendapatkan pemantauan dari Dinas Kesehatan sampai hasil sampel darah mereka keluar.
"Dari yang terlaporkan bahwa kondisi keluarga yang makan daging itu sehat dan tidak muncul gejala. Tidak pusing, tidak panas, mual, muntah dan sebagainya," terang dia.
"Ketika ini masih dalam pemeriksaan memangkan yang dikhawatirkan itu nanti spora kalau memang ada ya, semoga tidak ada itu kan bisa keluar entah melalui feses, dan sebagainya bisa mengkontaminasi lingkungan. Sehingga dia sementara dikarantina sampai hasilnya keluar," sambung dia.
Sebelumnya diberitakan, sebaran daging kambing atau sapi yang diduga terpapar antraks tidak hanya terjadi di kawasan Sleman dan Gunungkidul, tetapi sampai ke Klaten, Jawa Tengah.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Widiyanti menjelaskan, terdapat satu keluarga di Klaten, Jawa Tengah yang mendapatkan daging dari Kalinongko, Sleman.
"Terkait dengan daging yang sempat dibawa ke Klaten, kebetulan anak dari pemilik ternak yang ada di Kalinongko memang ada yang mendapat balungan dan daging (terpapar antraks)," ujarnya saat ditemui di Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DI Yogyakarta, Rabu (13/3/2024).
Baca juga: Ada Antraks, Pemkab Gunungkidul Gencarkan Sosialiasasi Bahaya Brandu
Ia menjelaskan, tulang atau balungan yang didapat dimasak oleh warga Klaten tersebut dan dimakan. Mendapatkan kabar tersebut, pihaknya lalu melakukan investigasi.
"Pada 12 Maret, kemarin kita lakukan pemusnahan daging yang ada. (Daging) yang dimasukkan pada freezer, kulkasnya itu kita lakukan dengan SOP (pengamanan) yang ada sampai daging dikubur sesuai dengan SOP," ucap dia.
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Klaten juga melakukan pengambilan sampel dengan cara swab kulkas yang digunakan untuk menyimpan daging, swab daging yang belum dimasak. Pengambilan darah keluarga yang sempat mengkonsumsi tulang hewan ternak.
"Sampai saat ini cek di lokasi tidak ada gejala, tidak ada diare," imbuh Widiyanti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.