Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Polisi Krayan Mencari Pesawat Pilatus, 6 Hari Jalan Kaki di Hutan, Berbekal Ramuan Pengusir Hantu

Kompas.com - 15/03/2024, 11:03 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Enam personel Polsek Krayan Selatan, Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara), yang ikut membantu pencarian pesawat Pilatus Smart Aviation, baru kembali ke Mapolsek setelah enam hari berada di pegunungan dan menjelajahi hutan Binuang.

Mereka adalah, Brigadir Hengki, Bripda Endy, Bripda Yoshua Widodo, Bripda Apri, Bripda Indra, dan Bripda Feri.

Anggota Bhayangkara yang merupakan putra daerah Krayan ini mengemban misi untuk mencari lokasi pesawat yang jatuh di Hutan Binuang.

Baca juga: Black Box Pesawat Pilatus Smart Air Berhasil Dievakuasi, Operasi SAR Selesai

Mereka rela mendaki bukit terjal dengan banyak jurang, dengan bekal beras dan masing-masing membawa dua bungkus mi instan.

‘’Kami kebetulan putra Krayan, jadi tidak lagi kaget dengan hutan dan gunung. Bekal kami cuma beras dan dua bungkus mi instan,’’ujar Bripda Endy menuturkan kisahnya menembus kedalaman hutan, mencari keberadaan pesawat Pilatus yang jatuh di wilayah Krayan, Jumat (15/3/2024).

Meski terbiasa hidup di alam liar, napas mereka tetap kembang kempis dan pakaian yang dipakai pun basah oleh keringat saat melakukan pencarian pesawat.

Mendaki bukit dan membuat jalan agar bisa melewati rimbunnya semak belukar bukan pekerjaan ringan.

Namun demikian, Endy mengatakan, tugas pencarian dianggap sebagai tanggung jawab moral. Apalagi, pesawat yang jatuh bermuatan sembako untuk pemenuhan pangan warga perbatasan RI–Malaysia di dataran tinggi Krayan.

‘’Yang membuat kami semangat, yang kita cari adalah pesawat yang selama ini membantu ketersediaan pangan kami di Krayan,’’tegasnya.

Ramuan pengusir hewan buas dan hantu

Rombongan Endy berangkat dari Ba’liku dengan jumlah 15 orang. Tim Endy tidak bersamaan dengan ratusan warga Krayan yang juga ikut melakukan pencarian darat dari Desa Binuang.

Jarak yang ditempuh sebenarnya hanya sejauh 7,5 km jika berpatokan dengan GPS. Namun, di lapangan, rute tersebut sungguh berat karena menanjak dan masih sangat jarang dilalui manusia.

‘’Kita berhenti saat malam, buat tenda seadanya. Selain membawa beras untuk dimasak dan mencari sayuran yang bisa jadi lauk, kita juga membekali diri dengan ramuan pengusir hewan buas, dan bisa juga mengusir makhluk halus,’’kata Endy.

Dia pun tak memerinci bahan apa saja dalam ramuan pengusir hewan buas dan hantu tersebut. Pasalnya, ramuan tersebut diberikan oleh orangtuanya. 

Teriakan di malam hari

Di hutan Krayan, masih cukup banyak macan akar dan beruang. Ramuan yang dibawa berfungsi menjauhkan gangguan binatang atau mengalihkan perhatian mereka.

Terbukti, sepanjang perjalanan, rombongan Polisi ini tidak menemui gangguan binatang buas. Hanya mendengar teriakan dari lokasi yang cukup jauh, layaknya orang meminta tolong.

Halaman:


Terkini Lainnya

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

Regional
Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Regional
Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Regional
Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com