"Sekarang kita susah ngambil air. Harapannya dari pemerintah ada perhatiannya untuk kita. Kalau bisa dibuatkan sumur bor biar kita tidak kesulitan air lagi," tutur Satriah.
Sumedi mengakui dirinya menutup sumur bor yang selama ini menjadi sumber air bersih warga Cisuru.
Sumedi berdalih penyetopan sementara itu bukan semata-mata karena gagal dalam Pemilu 2024, tetapi karena dia tidak sanggup membayar beban listrik sumur bor yang selama ini ditanggungnya.
Pada 18 Februari 2024, Sumedi telah mengundang tokoh masyarakat setempat untuk mencari solusi agar biaya listrik dan perawatan mesin ditanggung warga.
Sumedi pun menawarkan biaya pengambilan air dari salurannya dinaikkan dari sebelumnya Rp 10.000 per kubik.
Dia menyebut, warga memang membayar Rp 10.000 per kubik. Namun, Sumedi hanya menerima Rp 5.000.
Sementara, sisa uang tersebut dikelola warga setempat untuk perawatan mesin dan beban listrik.
"Itu sudah berjalan empat tahun lebih. Selisihnya antara Rp 2 juta-Rp 2,5 juta setiap bulan. Saya harus mensubsidi pembayaran listrik untuk pengaliran air bersih ke masyarakat," katanya.
"Saya berharap naik, supaya bisa menutupi kebutuhan biaya listriknya, ternyata sampai detik ini belum ada solusi," ujarnya.
Penyetopan ini, kata dia, hanya dilakukan sementara sampai ada solusi terbaik.
Dari hal baik yang dilakukannya, Sumedi merasa wajar warga setempat bisa memilihnya pada Pemilu 2024.
Dari jumlah 140 warga yang masuk DPT, Sumedi hanya meminta 100 suara.
"Saya cuma berharap itu cuma 100 suara. Wajarlah kurang lebih sekitar 70 persen, tapi yang saya dapat cuma 45 persen," ucapnya.
Sumedi mengaku warga setempat telah bersepakat untuk memilihnya saat Pemilu 2024.
Namun, pada pelaksanaannya, sejumlah warga diduga menerima uang untuk memilih caleg lainnya.
"Itu akibat serangan fajar," kata Sumedi.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul: Caleg Gagal di Cilegon Tutup Sumur Bor, Warga Jadi Jalan 1 Km Demi Air Bersih, Ini Klarifikasinya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.