DEMAK, KOMPAS.com - Festival Megengan merupakan event tahunan yang ditunggu-tunggu masyarakat Kabupaten Demak, Jawa Tengah saat menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
Megengan dirayakan selang sehari sebelum datangnya bulan puasa.
Ratusan masyarakat berjubel untuk menyaksikan berbagai pertunjukan budaya dalam Festival Megengan.
Tidak hanya itu, momentum ini juga dijadikan ajang untuk berburu kuliner sate keong dan lontong lodeh.
Baca juga: Waktu Puasa Dimulai dari Imsak atau Azan Subuh? Ini Penjelasannya
Kuliner tradisional menjadi ciri khas ketika Festival Megengan atau menyambut datangnya bulan puasa.
Dalam sajiannya, sate keong dicelupkan bumbu kacang dan disandingkan dengan lontong lodeh yang berisi sayur, telur, dan opor ayam.
Konon, sate keong merupakan kuliner khas Demak di masa lampau yang diwariskan secara turun-temurun.
Baca juga: Apakah Makan Sahur Saat Puasa Ramadhan Hukumnya Wajib?
Salah satu pengunjung, Wahib (38) mengatakan, sengaja datang ke event Megengan hanya untuk berburu sate keong.
"Rasanya khas ya, maknyus," ujarnya, sembari menyantap sate keong di stand kuliner kawasan parkir masjid agung Demak, Senin (11/3/2024).
Kata dia, saat ini sate keong susah ditemui dan hanya disajikan saat Megengan.
"Ya, ini kan adanya saat megengan ya, jadi di Demak ini munculnya kalau ada megengan," katanya.
Baca juga: Apakah Marah dan Bertengkar Dapat Membatalkan Puasa Seseorang?
Penjual sate keong, Katarina Wahyu Sulistyowati (56) mengatakan, sate keong merupakan kuliner yang dirindukan masyarakat setiap tahunnya.
"Ini yang menjadi klangenan setahun sekali, dan juga merupakan makanan yang bergizi," tuturnya.
Lilis, sapaan akrab penjual sate keong menyebutkan, untuk Megengan tahun ini, diirnya menyediakan sekitar 200 tusuk yang dibuat dari 60 kilogram keong.