Imbas kejadian itu, sebagian rumah Apredo pun hancur. Bahkan, motor, TV dan beberapa barang lainnya ikut tertimpa alat berat.
Selepas peristiwa tersebut, ia mengaku belum ada pihak dari pekerja proyek yang mendata mereka untuk memberikan bantuan atau ganti rugi.
"Yang tersisa cuma dapur, itupun kalau hujan kami pasti kebasahan. Kami minta ada yang bertanggung jawab atas peristiwa ini, 70 persen rumah kami hancur," kata Apredo.
Beda lagi dengan korban Juliana (51). Saat pulang dari kebun, ia pun lemas melihat kondisi rumahnya sudah hancur tertimpa alat berat pembangunan flyover.
Baca juga: Girder Pembangunan Flyover di Muara Enim Roboh, Hantam Kereta Babaranjang
Juliana hanya menangis meratapi tempat tinggalnya tersebut sudah rata dengan tanah.
"Tidak ada yang memberi tahu rumah hancur, sekitar pukul 11.30 WIB saya pulang, saat sedang berjalan pulang melihat rumah sudah roboh, saya langsung menangis, di rumah tidak ada orang, hanya saya sendiri," ujar Juliana.
Lansia itu pun kini harus mengungsi di rumah saudaranya karena tempat tinggalnya sudah tak lagi bisa digunakan.
"Saya berharap ganti rugi, kalau tidak mau tinggal dimana, termasuk bantuan makanan juga belum ada dari perusahaan atau pihak yang bertanggung jawab," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.