Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ais, Bocah di Papua Meninggal saat Tunggu Hasil Lab Tanpa Dirawat di RS

Kompas.com - 28/02/2024, 18:06 WIB
Roberthus Yewen,
Farid Assifa

Tim Redaksi

"Setelah itu, kami di suruh pulang. Padahal kondisi ade (Ais) sudah semakin parah," ucapnya.

Meninggal

Sambil menunggu hasil sampel di RSUD Jayapura, Ais dibawa dan menginap sementara di rumah keluarga yang berada di Perumnas 4, Padang Bulan, Distrik Heram, Kota Jayapura.

Karena kondisi kesehatan Ais yang sudah memprihatinkan, sehingga berkat dukungan Persekutuan Gereja-Gereja Papua (PGGP) dan Jurnalis Papua, maka pihak keluarga membawa Ais ke Rumah Sakit (RS) Dian Harapan pada Selasa (27/2/2024) sekitar pukul 11.00 WIT.

Sesampai di RS Dian Harapan, Ais langsung ditangani oleh tim medis dan dirawat inap sambil menunggu hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan sebelumnya di RSUD Jayapura, terkait penyakit yang diderita bocah itu selama setahun.

Kabar tentang Ais sontak viral di media sosial (medsos), sehingga beberapa pihak bersimpati dan mendatangi serta melihat langsung kondisinya pada Selasa (27/2/2024) dan Rabu (28/2/2024).

Baca juga: Penganiaya Anggota TNI hingga Tewas di Keerom Papua Terancam 12 Tahun Penjara

Adapun pihak yang sempat mengunjungi kondisi Ais dan memberikan bantuan adalah Polda Papua, Kodam XVII/Cenderawasih, Jurnalis Papua, Balai Kemensos RI di Papua, Dinas Kesehatan Provinsi Papua, BPJS dan beberapa pihak lainnya.

Namun sayang, bantuan kesehatan yang sementara akan diterima oleh Ais ini justru tidak bisa menolong nyawanya.

"Sekitar pukul 13.04 WIT, adik Ais mengembuskan nafas terakhir dan meninggal dunia," ujar Jefri dengan raut muka sedih.

Setelah mendengarkan kabar Ais meninggal dunia di RS Dian Harapan, Kompas.com langsung mengecek kebenarannya.

Sesampai di sana, Bocah berusia 4 tahun ini telah dipindahkan ke kamar jenazah untuk dimandikan dan dipakaikan pakaian sebelum dibawa oleh pihak keluarga.

Menurut informasi yang diterima dari pihak keluarga, jenazah Ais akan diterbangkan menggunakan pesawat perintis pada Kamis (1/3/2024) ke Kampung Iri guna dimakamkan di kampung halamannya.

Tanggapan RSUD Abepura dan RS Provita

Direktur RSUD Abepura dr Daisy C Urbinas saat dikonfirmasi wartawan secara terpisah mengatakan, terkait biaya yang diminta pihak RSUD Abepura kepada keluarga pasien bernama Ais Utasad, ia belum mengetahuinya dan akan mengecek langsung ke bidang yang menanganinya.

“Saya di luar kota, saya ada minta keterangan dari bidang terkait,” katanya.

Sementara itu, Direktur RS Provita Kota Jayapura, dr Fansca Titaheluw menyatakan, pasien atas nama Ais Utasad tidak terdaftar sebagai pasien rawat jalan dan rawat inap di RS Provita.

Baca juga: Rugikan Negara Rp 3 Miliar, DPO Korupsi Pasar Rakyat Papua Barat Ditangkap di Makassar

“Pasien (Ais) datang ke RS Provita pada 30 Januari 2024 membawa pengantar dari RSUD Abepura untuk dilakukan pemeriksaan CT scan Cervikal dengan Kontras dengan jaminan umum,” ujarnya.

Biaya pembayaran CT scan, kata dr Fansca, sekitar 3,6 juta. Namun pihak RS Provita bahwa pasien harus membayar meskipun punya BPJS Kesehatan.

“Pasien sudah membawa rujukan dan langsung bayar,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com