"Setelah itu, kami di suruh pulang. Padahal kondisi ade (Ais) sudah semakin parah," ucapnya.
Sambil menunggu hasil sampel di RSUD Jayapura, Ais dibawa dan menginap sementara di rumah keluarga yang berada di Perumnas 4, Padang Bulan, Distrik Heram, Kota Jayapura.
Karena kondisi kesehatan Ais yang sudah memprihatinkan, sehingga berkat dukungan Persekutuan Gereja-Gereja Papua (PGGP) dan Jurnalis Papua, maka pihak keluarga membawa Ais ke Rumah Sakit (RS) Dian Harapan pada Selasa (27/2/2024) sekitar pukul 11.00 WIT.
Sesampai di RS Dian Harapan, Ais langsung ditangani oleh tim medis dan dirawat inap sambil menunggu hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan sebelumnya di RSUD Jayapura, terkait penyakit yang diderita bocah itu selama setahun.
Kabar tentang Ais sontak viral di media sosial (medsos), sehingga beberapa pihak bersimpati dan mendatangi serta melihat langsung kondisinya pada Selasa (27/2/2024) dan Rabu (28/2/2024).
Baca juga: Penganiaya Anggota TNI hingga Tewas di Keerom Papua Terancam 12 Tahun Penjara
Adapun pihak yang sempat mengunjungi kondisi Ais dan memberikan bantuan adalah Polda Papua, Kodam XVII/Cenderawasih, Jurnalis Papua, Balai Kemensos RI di Papua, Dinas Kesehatan Provinsi Papua, BPJS dan beberapa pihak lainnya.
Namun sayang, bantuan kesehatan yang sementara akan diterima oleh Ais ini justru tidak bisa menolong nyawanya.
"Sekitar pukul 13.04 WIT, adik Ais mengembuskan nafas terakhir dan meninggal dunia," ujar Jefri dengan raut muka sedih.
Setelah mendengarkan kabar Ais meninggal dunia di RS Dian Harapan, Kompas.com langsung mengecek kebenarannya.
Sesampai di sana, Bocah berusia 4 tahun ini telah dipindahkan ke kamar jenazah untuk dimandikan dan dipakaikan pakaian sebelum dibawa oleh pihak keluarga.
Menurut informasi yang diterima dari pihak keluarga, jenazah Ais akan diterbangkan menggunakan pesawat perintis pada Kamis (1/3/2024) ke Kampung Iri guna dimakamkan di kampung halamannya.
Direktur RSUD Abepura dr Daisy C Urbinas saat dikonfirmasi wartawan secara terpisah mengatakan, terkait biaya yang diminta pihak RSUD Abepura kepada keluarga pasien bernama Ais Utasad, ia belum mengetahuinya dan akan mengecek langsung ke bidang yang menanganinya.
“Saya di luar kota, saya ada minta keterangan dari bidang terkait,” katanya.
Sementara itu, Direktur RS Provita Kota Jayapura, dr Fansca Titaheluw menyatakan, pasien atas nama Ais Utasad tidak terdaftar sebagai pasien rawat jalan dan rawat inap di RS Provita.
Baca juga: Rugikan Negara Rp 3 Miliar, DPO Korupsi Pasar Rakyat Papua Barat Ditangkap di Makassar
“Pasien (Ais) datang ke RS Provita pada 30 Januari 2024 membawa pengantar dari RSUD Abepura untuk dilakukan pemeriksaan CT scan Cervikal dengan Kontras dengan jaminan umum,” ujarnya.
Biaya pembayaran CT scan, kata dr Fansca, sekitar 3,6 juta. Namun pihak RS Provita bahwa pasien harus membayar meskipun punya BPJS Kesehatan.
“Pasien sudah membawa rujukan dan langsung bayar,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.