Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Beras Meroket, Kepala Desa di Wonosobo Bagikan Beras Hasil Bengkok kepada Warga Kurang Mampu

Kompas.com - 25/02/2024, 17:21 WIB
Bayu Apriliano,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Harga beras yang melonjak di Kabupaten Wonosobo membuat warga kurang mampu kian tertekan. Harga bahan pokok tersebut saat ini sudah menembus Rp 16.000 per kilogram.

Sejumlah pihak terus berupaya meringankan beban warga yang kesulitan membeli beras, seperti yang dilakukan salah satu Kepala Desa di Wonosobo Jawa Tengah.

Badarudin, demikian nama kades 51 tahun tersebut. Ia rela membagikan beras hasil panenan dari tanah bengkok (tanah kas desa) yang diolahnya demi membantu meringankan beban warganya.

Baca juga: Harga Beras Meroket, Pemerintah Imbau Rakyat Tak Perlu Panik

 

Hal itu ia lakukan lantaran prihatin dengan kondisi harga beras yang tak kunjung turun.

"Saat ini harga beras 16 ribu sehingga masyarakat merasa terbebani. Dengan adanya pemberian beras dari hasil panenan tanah bengkok yang kami kelola, diharapkan dapat meringankan beban masyarakat," kata Badarudin, Minggu (25/2/2024).

Badarudin, Kepala Desa Talunombo, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo ini membagikan beras bersama sejumlah pemuda Karangtaruna Desa setempat.

Badarudin berkeliling ke rumah warganya yang kurang mampu satu per satu untuk menyerahkan langsung bantuan beras.

Ia menyambangi warganya yang kurang mampu dan membagikan paket beras gratis.

Ada lima puluh paket beras dengan berat lima kilogram setiap paketnya yang diberikan kepada warga.

Beras ini didapat Badarrudin bukan dari anggaran pemerintah.

Baca juga: El Nino, Bansos, dan Lonjakan Harga Beras

"Dalam kondisi seperti ini saling berbagi dan bergotong royong adalah kunci bermasyarakat. Apalagi sebagai kepala desa. Ada 50 paket, 1 paket 5 kiloan," kata Badarudin.

Tak ingin berharap bantuan dari pemerintah daerah maupun pusat, Badarrudin lebih memilih menggunakan hasil panen tanah bengkok yang diolah selama menjabat sebagai kepala desa.

Upaya ini dilakukan Badarrudin merupakan bentuk tanggung jawabnya sebagai kepala desa kepada warganya.

Badarudin pun berharap agar harga beras bisa segera berangsur pulih sehingga warganya tak kesulitan membeli beras.

Di sisi lain, Badarudin berencana akan melaksanakan pembagian beras gratis hasil panen tanah bengkoknya hingga harga beras kembali stabil.

"Ke depan akan kami lanjutkan untuk membantu warga sampai harga beras stabil dan mampu terbeli oleh masyarakat," katanya.

Warga pun merasa terbantu atas bantuan beras ini. Sebab saat ini beras yang harganya menyentuh angka Rp 16.000 per kilogram dirasa sangat mahal.

Baca juga: Apakah Harga Beras Tinggi Menguntungkan Petani?

Kenaikan harga beras mulai dirasakan warga sejak Januari 2024. Harga beras yang mulanya berada di angka Rp 12.000 berangsur naik hingga tak terbeli oleh warga kalangan bawah.

"Sekarang Rp16.000 per kilo. Kenaikan sejak Januari. Sebelumnya per kilo 13 atau 12. Sekarang mahal. Keberatanlah."

"Ya terima kasih. Terbantu. Kalau ada duit biasanya beli 20 kg. Kalau lagi gak ada ya beli 10 kilo. Kalau 10 kilo bisa untuk 15 hari," kata Warowiyah warga Desa Talunombo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Pj Bupati Lombok Barat Imbau Warga Tak Sebarkan Video Penyerangan

Regional
Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Regional
Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Regional
431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

Regional
Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Regional
Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Regional
Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Regional
Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Regional
Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Regional
Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Regional
Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam 'Paper Bag' di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam "Paper Bag" di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Regional
Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Regional
Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com