Akademisi dari UIN Sultan Thaha Saefuddin Jambi, Yulfi Alfikri mengatakan, kehadiran anak muda dalam politik tanpa pengalaman yang memadai, bisa berpotensi mengganggu efektivitas lembaga legislatif.
"Mereka mungkin belum memiliki pemahaman yang cukup mendalam tentang isu-isu yang kompleks, serta kurangnya keterampilan untuk berkolaborasi dan bernegosiasi dalam lingkungan politik yang sering kali keras dan kompleks,” kata Yulfi melalui pesan WhatsApp, Senin (19/2/2024).
Yulfi menilai, jika pemilihan mereka lebih didasarkan pada faktor hubungan keluarga, daripada kualifikasi dan kemampuan yang sebenarnya, hal ini dapat merusak integritas dan legitimasi lembaga tersebut di mata publik.
Untuk itu, penting bagi lembaga-lembaga politik untuk memastikan bahwa kualifikasi dan kemampuan yang mendasari memilih anggota DPRD provinsi.
Selain itu, perekrutan berdasarkan hubungan keluarga juga dapat meredam semangat persaingan sehat dalam politik.
Ketika anak muda diberikan akses mudah ke posisi politik karena kedekatan keluarga dengan pejabat, hal ini bisa menghalangi aspirasi dan motivasi para calon yang lebih berkualifikasi, tapi kurang memiliki koneksi politik.
Akibatnya, potensi para pemimpin muda yang lebih berbakat dan berdedikasi mungkin terabaikan, sehingga merugikan kemajuan dan dinamika dalam dunia politik.
“Praktik nepotisme semacam ini dapat merusak kepercayaan publik terhadap lembaga politik dan pemerintahan secara keseluruhan. Warga masyarakat mungkin menjadi skeptis terhadap keadilan dan integritas sistem politik,” kata Yulfi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.