Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1.000 Lampion Terangi Perayaan Imlek di Kelenteng Dewi Kwan Im Palembang

Kompas.com - 09/02/2024, 15:47 WIB
Aji YK Putra,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Suasana perayaan Imlek di Palembang, Sumatera Selatan, yang jatuh pada Sabtu (10/2/2024) mulai terasa.

Para warga Tionghoa pun mulai disibukkan untuk memasang lampion hingga membersihkan patung dewa sebelum sembahyang dilakukan.

Kegiatan penyambutan kemeriahan Imlek ini pun terlihat di Tri Dharma Chandra Nadi atau Dewi Kwan Im yang terletak di pinggiran Sungai Musi, Kawasan 9/10 Ulu, Palembang.

Di sini, terdapat 1.000 lampion yang telah dipasang untuk menerangi perayaan Imlek.

Baca juga: Muncul 60 Tahun Sekali, Ini Makna Tahun Naga Kayu dalam Perayaan Imlek 2024

Pengurus Kelenteng Dewi Kwan Im Palembang, Tjik Harun, mengatakan, selain memasang lampion, mereka juga melakukan tradisi cuci patung dewa. Pencucian patung ini tak dilakukan sembarangan.

Ada beberapa pekerja khusus yang diperbolehkan untuk mencuci patung. Dalam keyakinan Tionghoa, pencucian patung ini dilakukan saat dewa-dewi pergi ke langit dan diyakini patung tersebut dalam keadaan kosong.

“Barulah dilakukan cuci patung bahkan altar. Sebelum itu kami juga sembahyang dulu malam sebelum mencuci patung. Kami juga tahun ini memasang 1.000 lampion,” kata Harun, Jumat (9/2/2024).

Menurut Harus, setelah patung dicuci seluruh pakaian yang dikenakan di rupang juga ikut diganti. Pergantian itu hanya dilakukan satu kali setahun saat Imlek.

“Patung-patung juga dipoles menggunakan braso dan dibilas air kembang tujuh rupa agar bersih dan wangi. Kalau pencucian hanya satu kali setahun ketika Imlek,” ujarnya.

Baca juga: Dipercaya Bawa Keberuntungan, Ikan Dingkis Tembus Rp 500.000 Per Kg Jelang Imlek di Batam

Di malam perayaan Imlek, Kelenteng Dewi Kwan Im biasanya dipenuhi hingga ribuan etnis Tionghoa untuk melakukan sembahyang. Bahkan, tak sedikit pendatang dari luar Sumsel datang ke sana.

Sebab, Kelenteng Dewi Kwan Im merupakan kelenteng tertua di Palembang karena telah berdiri sejak 1773 pada masa Kesultanan Palembang Darussalam dan Kolonial Belanda.

“Sehingga, banyak orang memilih ke sini karena usia kelenteng yang sudah tua dan penuh sejarah,” ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Regional
Maju Pilkada 2024, Anak Mantan Bupati Brebes Ikut Penjaringan 3 Parpol Sekaligus

Maju Pilkada 2024, Anak Mantan Bupati Brebes Ikut Penjaringan 3 Parpol Sekaligus

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Regional
Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com