Kemudian ada Kaisar Putrawan (14) kelas VIII F yang membuat alat sapu elektrik juga dari barang-barang bekas seperti kardus, mika, dan sedotan.
"Semuanya bekas, dinamonya bekas mainan mobil 4 WD, kalau untuk pelekatnya menggunakan lem, terutama bagian kabel," kata Kaisar.
Kaisar menjelaskan, sapu elektrik buatannya dikerjakan hampir satu setengah hari.
"Gagal ada tiga kali. Iya yang pertama baling-baling ini enggak muter karena terlalu berat, terus kedua batangnya terlalu besar jadi sama enggak muter," ungkap dia.
Meski begitu, Kaisar mengaku tertantang untuk terus meneruskan pembuatan sapu elektrik tersebut.
"Bagian yang paling pusing itu pasti bagian kabel. Tapi akhirnya alhamdulilah bisa," kata dia.
Lusy Fajarwati Guru IPA kelas VIII SMPN 3 Ciparay mengaku tak menduga jika hasil karya anak didiknya bisa sedemikian rupa.
"Kebetulan waktu itu anak-anak sedang belajar materi pesawat sederhana."
"Saya jelaskan dulu ke mereka bahwa pesawat sederhana itu adalah berbagai alat yang dapat meringankan pekerjaan manusia," kata dia.
Kemudian, kata Lusy, ia memberikan tantangan kepada para murid kelas VIII untuk membuat satu alat yang prinsipnya seperti pesawat sederhana, yang dapat meringankan pekerjaan manusia.
"Tahapan berikutnya adalah mereka merencanakan, mencari referensi, kemudian menganalisis alat dan bahan, mendesain, dan ternyata hasilnya di luar ekspektasi."
"Mereka dapat membuat alat-alat sederhana, tapi yang luar biasa. Minimalnya mereka tahu bahwa prinsip kerja vacuum itu seperti apa, prinsip kerja kipas angin itu seperti apa," tutur dia.
Meski baru mampu membuat alat bantu sederhana, Lusy berharap materi tersebut bisa membuat para murid lebih kreatif di masa depan.
"Mungkin di kemudian hari mereka akan dapat membuat alat-alat canggih," tutur Lusy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.