Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasokan Minyakita ke Nunukan Mandek, Warga Perbatasan RI Beralih ke Minyak Malaysia

Kompas.com - 24/01/2024, 14:42 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Kelangkaan Minyakita di Nunukan, Kalimantan Utara, mengakibatkan warga perbatasan RI-Malaysia, kembali beralih ke minyak goreng Malaysia.

Kepala Dinas Perdagangan Nunukan, Sabri, menyayangkan kelangkaan Minyakita yang digadang-gadang sebagai upaya pemerintah dalam mendistribusikan minyak goreng hasil alokasi pasar dalam negeri (Domestic Market Obligation/DMO) melalui kemasan sederhana.

"Kita sempat semangat menggaungkan cintai produk lokal. Tapi untuk Nunukan, Minyakita tidak bertahan lama. Memasuki 2024, Minyakita sulit diperoleh," ujarnya, Rabu (24/1/2024).

Baca juga: Harga Minyak Goreng Minyakita Berpotensi Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Tahun 2023, Kabupaten Nunukan, mendapat alokasi Minyakita sebanyak 3 kontainer. Di mana masing-masing container berisi 19.500 liter.

Jika ditotal, jatah Minyakita Nunukan sebanyak 58.500 liter.

Dinas Perdagangan Nunukan sudah kembali meminta alokasi Minyakita ke Bulog.

Dari permintaan 10 kontainer Minyakita untuk Kaltara, sampai saat ini belum ada jawaban dari Kementrian Perdagangan.

"Dan kita bisa lihat sendiri di pasar-pasar kita, minyak Malaysia menjadi lebih dominan. Memang mindset warga kita masih suka produk sebelah (Malaysia). Selain mudah didapat, barangnya juga selalu ada, dalam artian stoknya tidak pernah kurang," kata Sabri lagi.

Sabri pun mengatakan, animo masyarakat ke minyak Malaysia tidak terpengaruh dengan kenaikan harga.

Awalnya harga minyak Malaysia sama dengan Minyakita, yakni Rp 14.000 per liter. Namun mulai akhir 2023, harganya menjadi Rp 18.000 per liter.

Kendati lebih mahal dari Minyakita, minyak Malaysia lebih diminati karena harganya lebih murah dibanding minyak goreng kemasan premium yang dibandrol Rp 25.000 per liter.

Fakta tersebut, kembali menunjukkan betapa warga perbatasan RI, masih memiliki ketergantungan tinggi dengan produk negara tetangga.

Bagaimana tidak, dari segi jarak, distribusi minyak Malaysia berkali-kali lipat jauh lebih cepat. Pun demikian dengan harga dan perhitungan bahan bakar untuk distribusi.

Dibanding mendatangkan minyak goreng dari Sulawesi atau Surabaya, sebagaimana yang selama ini terjadi, pasokan dari Malaysia masih unggul.

Baca juga: Harga Minyakita Dievaluasi, Ada Potensi Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

"Kita berharap Minyakita masih bisa diperoleh masyarakat di perbatasan. Kemarin warga perbatasan sempat merasakan bisa mendapat minyak goreng harga Rp 14.000, dan itu perdana bagi mereka. Karena biasanya tidak ada minyak dibawah harga Rp 16.000," kata Sabri.

Dia menambahkan, Kabupaten Nunukan memang sangat butuh adanya investor yang memproduksi minyak goreng, meski berskala kecil.

Sabri menyebut Nunukan butuh home industry minyak curah untuk sekadar memenuhi kebutuhan lokal.

"Nunukan menghasilkan banyak sekali CPO, tapi tidak satupun ada pengolahan minyak goreng. Kita berharap ada investor. Kalau Pemda Nunukan, saat ini belum mampu dari sisi anggaran," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Regional
Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Regional
Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com