KOMPAS.com - DS (43), orang tua korban bullying anak Sekolah Dasar (SD) di Sukabumi, Jawa Barat yang mencari keadilan untuk anaknya justru dilaporkan oleh pihak sekolah ke polisi.
Sebelum dilaporkan ke polisi, DS telah melaporkan kasus bullying anaknya ke Polres Sukabumi pada 16 Oktober 2023.
Perundungan yang terjadi pada anak DS membuat tulang tangan sebelah kanan anak DS patah.
"Hasil rekam medis di bagian tangan, dan hasil reka ulang perundungan pengakuan anak saya yang didampingi psikolog juga sudah kami berikan," ucap DS, (2/11/2023).
Baca juga: Kasus Perundungan Anak di Sukabumi, Kepala sekolah hingga Orangtua Dilaporkan ke Polisi
Tak hanya itu, DS menduga anaknya juga diintimidasi oleh pihak sekolah.
"Selama hari-hari di sekolah, guru-guru dan kepala sekolah itu terus mengintimidasi anak saya dan memastikan bahwa anak saya itu tidak bersuara, tidak speak up," ungkap DS, Rabu (1/11/2023).
"Contohnya anak saya dipanggil ke depan kelas ketika yang lain mengerjakan tugas 'Kamu belum bilang kan sama orang tua kejadiannya?' 'Belum kok, Bu.' 'Bener, kalau misalkan kamu bilang, ibu marah loh'" kata DS menirukan.
DS dilaporkan oleh pihak sekolah pada 20 Desember 2023 atas dugaan pencermaran nama baik, fitnah dan dugaan tindak pidana undang-undang informasi transaksi elektronik (ITE).
Pihak sekolah melaporkan orang tua korban atas postingan status di Instagram dan facebook pribadi DS pada September 2023 saat awal munculnya kasus ke permukaan publik.
Kuasa hukum terlapor DS, Mellisa Anggraini mengatakan, pelaporan yang dilakukan terhadap ayah korban merupakan bentuk kriminalisasi yang semestinya tidak terjadi terhadap para pencari keadilan.
Baca juga: Kasus Dugaan Bullying Siswa SD di Sukabumi Dilaporkan sejak Oktober, Polisi Sebut Masih Diselidiki
"Ketika bersuara rentan dikriminalisasi, seolah-olah ada dugaan pelanggaran UU ITE dan sebagainya," kata Mellisa.
"Kami sudah terima surat undangannya, besok ayah korban akan diperliksa meminta keterangan kaitan laporan itu," ujarnya, kepada Tribunjabar.id, Rabu (17/01/2024).
Mellisa menyebut, sang ayah memposting di media sosialnya, tiada lain untuk mencari keadilan atas kasus perundungan yang terjadi pada anaknya.
Serta menjadi pelajaran semua pihak agar kejadian yang menimpa korban tidak dialami oleh anak lainnya.
"Ini membuat ketika hari ini miris, jika korban dan keluarganya diam, tentu keadilan sulit didapat," ucap Mellisa.
Ia menjelaskan upaya hukum oleh pihak lain ke orang tua yang sedang melakukan pendampingan anaknya, seharusnya tidak dilanjutkan.
Baca juga: Pelajar SD di Sukabumi Patah Tulang Diduga Di-bully Teman Sekolah
"Tentu ini menjadi tanda tanya bagi kami, ini orang tua korban rentan untuk dikriminalisasi. Lalu yang kami kecewakan, kemarin sudah ada panggilan dari polres untuk pemeriksaan dari ayah korban untuk diperiksa di hari Kamis (18/01)," ungkapnya.
Melissa mengaku, pihaknya sudah meminta perlindungan kepada LPSK.
"Kita dari pihak korban, ayahnya juga sudah meminta perlindungan kepada LPSK, namun masih dalam tahap proses analisa dan sebagainya," ucapnya.
Selain itu, pihaknya juga telah melaporkan kondisi yang terjadi ke pihak Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak (Kemenpppa) dan Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI).
"Seluruh intitusi mengawal perkara ini dan kami sampaikan keberatan atas adanya laporan yang cendrung adanya kriminalisasi korban," tutupnya.
Baca juga: Polisi Hentikan Penyelidikan Kematian Siswa SD di Sukabumi, Keluarga Cari Bukti dan Saksi Baru
Sementara itu KBO Satreskrim Polres Sukabumi Kota, IPDA Agus Irawan mengkonfirmasi bahwa kasus ini masih dalam tahap penyidikan.
"Ya, laporannya masih tahap penyelidikan," singkatnya kepada Tribunjabar.id,
Informasi terbaru, pihak penyidik tengah melakukan pemeriksaan. Selain terlapor juga segera akan diperiksa.
"Kaitan dengan pemanggilan. Itu ranahnya penyidik. Saat ini kami masih penyelidikan," tutupnya.
Kasat Reskrim AKP Bagus Panunut mengatakan, pihaknya telah meminta keterangan dari dua ABH (anak berhadapan dengan hukum) yang diduga terlibat dalam aksi kekerasan terhadap korban.
Baca juga: Bukan Dikeroyok Kakak Kelas, Bocah SD di Sukabumi Meninggal karena Tetanus
"Dari hasil penyelidikan sementara, ada dua terlapor yaitu dua ABH yang diduga terlibat dalam aksi kekerasan terhadap korban dan keduanya sudah kami mintai keterangan," ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Ayah Korban Bullying Malah Dilaporkan ke Polisi oleh Sekolah, Pengacara: Miris, Bagaimana Jika Diam
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.