Kemudian pembangunan dilanjutkan pada 2020, dan selesai pada 2021. Namun sampai sekarang belum bisa difungsikan.
"Embung ini belum diserah terimakan, tapi sekarang justru kondisinya sudah rusak," kata dia.
Sugito menuturkan, pada saat embung sudah jadi 100 persen, dan belum diserahkan ke pemerintah oleh penyedia jasa, terjadi hujan yang sangat lebat, hingga akhirnya embung mengalami kerusakan. Kemudian embung sempat diperbaiki, namun terkena hujan lebat lagi, sehingga beberapa bangunan longsor.
"Ya, terus akhirnya ini merambah ke mana-mana, sampai jalan menuju ke embung ini juga ada yang terputus. Aksesnya jadi sulit dilewati," terangnya.
Baca juga: Profil Bandara Kertajati: Sejarah, Anggaran Pembangunan, dan Aktivitas Terkini
Embung ini memang dari awal diperuntukan untuk lahan pertanian, air bersih warga, dan untuk wisata. Namun sampai saat ini justru belum bisa dimanfaatkan.
Bahkan, tim ahli dari Universitas Gajah Mada (UGM) juga pernah datang ke lokasi untuk meneliti apa yang menjadi penyebab dari kerusakan embung, apakah karena faktor alam atau karena faktor lain. Hasilnya disampaikan, jika ingin membangun kembali embung, maka perlu dikaji ulang.
"Kalau dibangun seperti ini lagi, kayaknya tidak memungkinkan karena di bawah ini muncul mata air. Jadi setelah membran ini terisi air, sumber mata air di bawah ini mencari celah, sehingga disebut tidak memungkinkan untuk dibangun," tuturnya.
Diketahui embung Giritirto pertama kali dibangun pada 2018. Namun gagal, tidak dibayarkan.
Kemudian, pada 2019 pembangunan embung Giritirto direncanakan kembali. Pada 2020, dianggarkan dan 2021 dilaksanakan pembangunan dengan pagu anggaran APBD sebesar Rp 2,5 miliar.
Dari anggaran tersebut lelang dimenangkan oleh CV Assa Engineering dengan nilai kontrak sebesar Rp 2,42 miliar. Penyedia jasa tersebut berbeda dengan yang mengerjakan pada 2018.
Baca juga: Kejari Sidik Dugaan Korupsi Dana Covid-19 di RSUD Nunukan, Kerugian Capai Rp 3 Miliar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.