Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Walhi Jambi: Banjir Kerinci Indikator Rusaknya Wilayah Hulu

Kompas.com - 16/01/2024, 14:52 WIB
Jaka Hendra Baittri,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com - Kerinci adalah kabupaten di Provinsi Jambi yang berada di dataran tinggi. Kabupaten ini termasuk bagian hulu dari Provinsi Jambi.

Banjir yang terjadi dari arah Jambi wilayah barat hingga beberapa kabupaten yang mengarah ke Kota Jambi menurut Walhi Jambi adalah tanda kerusakan lingkungan di hulu provinsi ini.

Dwi Nanto, Manajer Kajian Walhi Jambi mengatakan, jika ingin membuka tabir peristiwa banjir di Jambi maka diperlukan upaya pengumpulan fakta-fakta yang lengkap.

“Tidak cukup peristiwa banjir hanya kita pahami dari semakin tingginya intensitas hujan."

"Karena hujan itu menurunkan air dan tidak musti membawa banjir,” kata dia saat ditemui pada Selasa (16/1/2023).

Dwi mengatakan, secara topografi wilayah hulu Jambi ada Kerinci, Sungai Penuh,dan Merangin.

“Itu semua adalah wilayah dataran tinggi yang secara alami memiliki fungsi serapan air khususnya bagi wilayah tengah dan hilir,” katanya.

Namun, kondisi berubah hingga kerja alaminya pun akan berkurang. Dia mengatakan  ada syarat-syarat wilayah hulu agar kerja alaminya stabil.

“Namun yang utama dan penting adalah yang sangat memengaruhi daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah hulu."

"Ini secara alami memang sudah terbentuk dan tersusun, tumbuh, dan kembang disiapkan untuk dibentuk menjadi kesatuan yang akan menyeimbangkan siklus alam seperti musim panas dan hujan,” kata dia.

Baca juga: Banjir di Kerinci dan Sungai Penuh Jambi, Warga Sebut Belum Pernah Separah Ini

“Banjir di wilayah hulu adalah tanda di mana daya dukung dan daya tampung sudah menurun di sana, dan ini pertanda buruk bagi wilayah tengah dan hilir,” katanya.

Dwi menjelaskan, tanda buruk itu seakan ingin menyampaikan pesan bahwa hulu tak lagi mampu memastikan fungsi mengatur seperti biasanya.

Sehingga, dengan cara tidak alami jumlah air yang tidak terkendali akan turun menuju tengah dan hilir.

“Wilayah tengah dan hilir saat ini sudah lama mengalami kerusakan sumber daya alam dan tidak bisa menerima jumlah air yang cukup besar,” kata dia.

Indikator pembenahan RTRW

Rencana Tata Ruang dan Wilayah Provinsi Jambi menurut Dwi seharusnya dibenahi.

“Dan penegakkan hukum bagi semua pihak yang saat ini sedang mengakses lingkungan hidup di Jambi."

"Khususnya pihak-pihak yang secara faktual di lapangan yang melakukan perusakan lingkungan dan aktivitas tidak sesuai dengan peruntukan wilayahnya,” kata Dwi.

Dwi juga mengatakan, ada dua pendekatan yang bisa digunakan untuk konteks pembenahan RTRW ini. Pertama, penegakan hukum bagi pelanggar RTRW.

“Dan kedua bisa dimungkinkan untuk melakukan review RTRW-nya itu sendiri karena tidak sesuai dengan bentang alam atau kondisi alamnya,” kata Dwi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com