Kiki memiliki usaha tambak ikan lele sejak setahun terakhir. Lokasinya berada di belakang rumah pelaku.
"Informasinya tambak lele (Kiki) sering kehilangan dicuri orang, tetapi baru kedapatan, ada beberapa anak memancing lari, ketangkap satu. Tetapi tidak bisa dibenarkan, mengikat anak di truk seperti itu," kata Kades Cupat, Gegha Khris Kharisma.
Seharusnya, menurut dia, pemilik tambak melibatkan ketua RT dan mengundang orangtua sang anak untuk memberikan efek jera.
"Tetapi ini tidak dilakukan, saya juga kaget dapat informasi dari sekdes dan postingan di Facebook anak diikat seperti itu," keluhnya.
Padahal menurutnya, antara orangtua korban dan pelaku saling mengenal satu sama lain karena berada di satu Desa yang sama.
"Mereka ini sekampung, antara orangtua korban dan pelaku kenal sekali. Sangat menyayangkan. Tidak boleh seharusnya diikat seperti itu. Karena kami setiap ada persoalan dapat menyampaikan ke RT, lalu bawa ke desa, musyawarah," ucap dia.
Gegha mengatakan, masyarakat di Desa Cupa hanya menyayangkan sikap pelaku karena tidak melibatkan pihak desa atau musyawarah untuk menyelesaikan persoalan.
"Karena perbuatan seperti itu dapat membuat trauma ke anak. Jadi peran orangtua, menyampaikan ke anaknya, kalau bukan milik kita jangan diganggu," pesannya.
Gegha menyerahkan kasus ini ke polisi dan PPA mendampingi korban. Ia berharap tidak ada kasus kekerasan anak lagi.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Nasib Bocah 12 Tahun di Bangka Barat yang Diikat di Bak Truk, Ini Kata Polisi dan Kades
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.