Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elektabilitas Ganjar-Mahfud Turun di Beberapa Lembaga Survei, Rudy: Rakyat yang Milih

Kompas.com - 10/01/2024, 17:30 WIB
Labib Zamani,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Ketua DPC PDI-P Solo FX Hadi Rudyatmo atau Rudy tidak mempersoalkan turunnya elektabilitas capres-cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD di beberapa lembaga survei.

Menurutnya, sampel yang diambil oleh lembaga survei sekitar 3.000 responden. Sementara jumlah pemilih di Indonesia sendiri ratusan juta orang.

Oleh karena itu, hasil survei yang dilakukan lembaga survei dijadikannya sebagai bahan evaluasi.

"Saya tidak pernah berpikir elektoral kok. Yang saya pikir yang milih itu 204 juta orang. Kalau survei kan yang disurvei paling banyak 3.000. Pertanyaannya saja beda dari kenyataan kok. Itu hal yang biasa," kata Rudy, di Solo, Jawa Tengah, Rabu (10/1/2024).

Baca juga: Rudy Sebut Pidato Megawati Ingatkan Kader PDI-P Tak Lupakan Akar Rumput

Rudy mencontohkan, pada Pilpres 2014 survei elektabilitas Presiden Jokowi yang saat itu berpasangan dengan Jusuf Kalla di bawah pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Tetapi, Jokowi-Jusuf Kalla justru berhasil memenangkan Pilpres 2014.

"Dari dulu Pak Jokowi pertama kali dulu surveinya menang? Kalah. Tapi, rakyat yang milih ini. Bukan surveyor yang milih. Survei itu hanya bagian untuk evaluasi. Jadi tidak menyalahkan surveyor, tapi inilah peringatan-peringatan yang harus dikerjakan kader-kader partai," ungkap dia.

Pihaknya terus mengenalkan 21 program yang diusung Ganjar-Mahfud dan gagasan PDI-P dan partai pengusung kepada masyarakat bawah.

Program andalan Ganjar-Mahfud salah satunya KTP sakti ini terus digencarkan di kalangan masyarakat.

Menurut dia, KTP sakti merupakan program Ganjar-Mahfud yang mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan dari pemerintah.

"Menjelaskan ke akar rumput tentang 21 program Ganjar-Mahfud yang digagas bersama-sama partai politik PDI-P dan pengusung lainnya. 21 program membutuhkan dana Rp 500 sekian triliun lebih. Dan efisiensi yang dihitung itu belum termasuk yang ada Rp 500 sekian triliun itu. Karena efisiensi KTP sakti ini nanti besar sekali. Efisiensi cetak kartu, efisiensi operasional, dan rakyat dipermudah," ungkap Rudy.

Baca juga: Jokowi Tak Hadir di HUT PDI-P, FX Rudy: Ngapain Disayangkan, Tidak Wajib

"Kalau dulu PKH kartunya hilang, ngurusnya berbulan-bulan. Kalau sekarang KTP-nya hilang, ngurusnya cukup di tingkat kecamatan, saat itu juga kartunya jadi. Sehingga program-program Ganjar-Mahfud adalah untuk mempermudah pelayanan kepada masyarakat, kedua tepat sasaran yang menerima bantuan dari negara," terang dia.

Rudy juga menyinggung soal bantuan sosial agar tidak dipolitisasi. Bantuan sosial yang diberikan pemerintah berasal dari uang rakyat.

"Apa yang dikeluarkan negara ini uang rakyat. Bukan uang pribadinya Pak Jokowi, bukan uangnya siapa-siapa. Sehingga bansos ini jangan dipolitisasi," ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sama-sama Olahan Daging Kambing, Apa Beda Gulai, Tongseng dan Tengkleng?

Sama-sama Olahan Daging Kambing, Apa Beda Gulai, Tongseng dan Tengkleng?

Regional
Bukit Batas di Kalimantan Selatan: Daya Tarik, Biaya, dan Cara Menuju

Bukit Batas di Kalimantan Selatan: Daya Tarik, Biaya, dan Cara Menuju

Regional
Kapal Bermuatan 70 Ton Kayu Ilegal Ditangkap di Perairan Kepulauan Meranti Riau

Kapal Bermuatan 70 Ton Kayu Ilegal Ditangkap di Perairan Kepulauan Meranti Riau

Regional
Gecok Kambing, Kuliner Khas Semarang Berbumbu Rempah

Gecok Kambing, Kuliner Khas Semarang Berbumbu Rempah

Regional
1 Prajurit TNI Gugur Ditembak KKB di Puncak

1 Prajurit TNI Gugur Ditembak KKB di Puncak

Regional
Gempa M 5,7 Guncang Pulau Doi

Gempa M 5,7 Guncang Pulau Doi

Regional
Tersangka Pengeroyok Bos Rental di Sukolilo Pati Bertambah Jadi 10 Orang

Tersangka Pengeroyok Bos Rental di Sukolilo Pati Bertambah Jadi 10 Orang

Regional
3 Kecamatan di Pati Jadi Target Operasi Kendaraan Bodong, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

3 Kecamatan di Pati Jadi Target Operasi Kendaraan Bodong, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

Regional
Jelang Idul Adha, Sejumlah Hewan Kurban di Jateng Terjangkit Diare dan Cacar

Jelang Idul Adha, Sejumlah Hewan Kurban di Jateng Terjangkit Diare dan Cacar

Regional
Pengakuan Karyawan di Batam Curi 143 Ponsel dari Perusahaan: Punya Utang di Pinjol Rp 100 Juta

Pengakuan Karyawan di Batam Curi 143 Ponsel dari Perusahaan: Punya Utang di Pinjol Rp 100 Juta

Regional
Wanita Lompat ke Sumur karena Hendak Dianiaya Mantan Suami Alami Luka-luka

Wanita Lompat ke Sumur karena Hendak Dianiaya Mantan Suami Alami Luka-luka

Regional
Dua Kali Disuntik, Bayi di Sukabumi Meninggal Usai Imunisasi Empat Varian Vaksin Sekaligus

Dua Kali Disuntik, Bayi di Sukabumi Meninggal Usai Imunisasi Empat Varian Vaksin Sekaligus

Regional
Densus Antiteror Sita Buku Catatan dan Serbuk dari Kontrakan Penjual Bubur di Karawang

Densus Antiteror Sita Buku Catatan dan Serbuk dari Kontrakan Penjual Bubur di Karawang

Regional
Temuan 24 Pohon Ganja di Ladang Kopi Simalungun, Pemilik Melarikan Diri

Temuan 24 Pohon Ganja di Ladang Kopi Simalungun, Pemilik Melarikan Diri

Regional
Seminggu Dirawat, 3 Korban Pengeroyokan di Sukolilo Pati Akhirnya Pulang

Seminggu Dirawat, 3 Korban Pengeroyokan di Sukolilo Pati Akhirnya Pulang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com