Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilaporkan Perkosa ART, Ketua DPRD Solok Membantah

Kompas.com - 08/01/2024, 11:49 WIB
Perdana Putra,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com-Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Dodi Hendra dilaporkan terkait dugaan pemerkosaan asisten rumah tangganya yang berusia 18 tahun.

Dodi Hendra diduga memperkosa terduga korban saat keduanya berada di rumahnya, Koto Hilalang, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok pada 26 Desember 2023 sekitar pukul 09.00 WIB.

"Benar. Kita sudah terima laporannya pada Sabtu (6/1/2024) kemarin," kata Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Solok Iptu Nurjasmah yang dihubungi Kompas.com, Minggu (7/1/2024).

Baca juga: Ayah di Sumbawa Perkosa Anak Kandung sejak Usia 6 Tahun, Modus Ancam Tak Biayai Sekolah

Kini polisi sedang menyelidiki kasus itu dengan memintai keterangan terduga korban, mengumpulkan bukti, dan meminta hasil visum.

"Terlapor belum (diperiksa)," jelas Nurjasmah.

Kuasa hukum terduga korban Putri Deyesi Rezki mengatakan, kejadian berawal dari terlapor menyuruh korban membuat kopi pagi itu.

Kemudian Dodi keluar dan saat kembali meminta korban untuk memeriksa CCTV di dalam kamarnya.

Saat itu, Dodi masuk dan mengunci pintu kamar lalu memerkosa terduga korban. Menurut Putri, saat ini terduga korban mengalami trauma dengan kondisi murung.

Baca juga: Perkosa Anak Tiri hingga Melahirkan, Pria di Boyolali Divonis 18 Tahun Penjara

Ketua DPRD Solok membantah

Sedangkan Dodi Hendra membantah telah memperkosa asisten rumah tangganya.

Saat waktu dugaan pemerkosaan seperti yang dilaporkan terjadi, Dodi mengaku sedang menggelar rapat. 

Korban disebut tidak berada di rumah karena meminta izin melayat temannya yang meninggal dunia pada pukul 07.00 WIB dan baru balik ke rumah pukul 11.00 WIB.

"Ini sangat janggal sekali. Karena pukul 09.00 WIB itu dia tidak ada di rumah dan saya sedang menggelar rapat. Saat itu cukup ramai," jelas Dodi Hendra dalam keterangan tertulisnya.

 

Dodi Hendra menjelaskan kronologi peristiwa berawal sekira tiga minggu sebelum kejadian, orangtua menemui dirinya.

Orangtua korban mengeluhkan anaknya yang beberapa waktu sebelumnya tertimpa musibah, yakni dinikahkan paksa secara siri karena digerebek warga.

Orangtua korban meminta anaknya dicarikan pekerjaan, karena tidak ingin menanggung malu.

Terduga korban pun diantar ke rumah Dodi pada 24 Desember 2024.

Namun, saat itu Dodi Hendra mengaku tidak bertemu langsung karena sedang berada di luar daerah.

Baca juga: Terdakwa Kasus Pemerkosaan di Mamuju Sulbar Kabur Saat Hendak Dimasukkan ke Rutan

Keesokan harinya, 25 Desember 2023, Dodi Hendra pulang dari luar daerah dan bertemu dengan terduga korban. 

Perempuan itu kemudian diminta membantu kerja timnya untuk pemenangan Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024.

Pada 26 Desember 2023, hari yang disebut korban sebagai hari pemerkosaan, Dodi Hendra menegaskan pagi harinya sekitar pukul 07.00 WIB, terduga korban meminta izin pergi melayat temannya yang meninggal.

Terduga korban baru pulang ke rumah Dodi Hendra di Nagari Koto Hilalang, sekitar 11.00 WIB.

Kejadian dugaan pemerkosaan yang diberitakan terjadi sekitar 09.00 WIB.

Baca juga: Kasus Pemerkosaan Remaja di Madiun, Paman Korban Jadi Tersangka dan Ditahan

Menurutnya, itu sangat janggal, karena terduga korban sedang tidak berada di rumah pribadi Dodi Hendra. Bahkan pada tanggal tersebut bersama tim pemenangannya, Dodi menggelar rapat.

Situasi rumah saat itu disebutnya cukup ramai, bahkan kedua orangtua terduga juga hadir.

"Ini sangat janggal sekali. Dia tidak ada di rumah dan saya sedang rapat dengan banyak orang. Jadi rumah saat itu dangat ramai sekali," kata Dodi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selundupkan 6 WN China ke Australia, 7 Orang Jadi Tersangka

Selundupkan 6 WN China ke Australia, 7 Orang Jadi Tersangka

Regional
Viral Ajak YouTuber Korsel ke Hotel, ASN Kemenhub Polisikan Sebuah Akun Facebook

Viral Ajak YouTuber Korsel ke Hotel, ASN Kemenhub Polisikan Sebuah Akun Facebook

Regional
Bertaruh Nyawa Tanpa Asuransi, Relawan Tagana Ini Pernah Dijarah Saat Bertugas

Bertaruh Nyawa Tanpa Asuransi, Relawan Tagana Ini Pernah Dijarah Saat Bertugas

Regional
Tutupi Tato, Maling Motor di Semarang Pakai Daster Neneknya Saat Beraksi

Tutupi Tato, Maling Motor di Semarang Pakai Daster Neneknya Saat Beraksi

Regional
Petualangan 'Geng Koboi' di Lampung Usai Setelah 11 Kali Mencuri Sepeda Motor

Petualangan "Geng Koboi" di Lampung Usai Setelah 11 Kali Mencuri Sepeda Motor

Regional
Rumah Tempat Usaha Pembuatan Kerupuk di Cilacap Terbakar

Rumah Tempat Usaha Pembuatan Kerupuk di Cilacap Terbakar

Regional
6 Orang Mendaftar di PDI-P untuk Pilkada Demak, Ada Inkumben Bupati

6 Orang Mendaftar di PDI-P untuk Pilkada Demak, Ada Inkumben Bupati

Regional
Tak Ada yang Mendaftar, Pilkada Sumbar Dipastikan Tanpa Calon Perseorangan

Tak Ada yang Mendaftar, Pilkada Sumbar Dipastikan Tanpa Calon Perseorangan

Regional
Pria yang Ditemukan Terikat dan Penuh Lumpur di Semarang Diduga Korban Penganiayaan

Pria yang Ditemukan Terikat dan Penuh Lumpur di Semarang Diduga Korban Penganiayaan

Regional
Pj Gubernur Riau Berupaya Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar

Pj Gubernur Riau Berupaya Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar

Regional
Cerita Perawat di NTT, Berjalan Kaki Belasan Kilometer demi Selamatkan Ibu Melahirkan Bayi Kembar di Pelosok Manggarai Timur

Cerita Perawat di NTT, Berjalan Kaki Belasan Kilometer demi Selamatkan Ibu Melahirkan Bayi Kembar di Pelosok Manggarai Timur

Regional
Sempat Jadi Tersangka, Warga Jambi Pembunuh Begal Akhirnya Dibebaskan

Sempat Jadi Tersangka, Warga Jambi Pembunuh Begal Akhirnya Dibebaskan

Regional
KPU Pastikan Pilkada Kendal Tidak Diikuti Calon Independen

KPU Pastikan Pilkada Kendal Tidak Diikuti Calon Independen

Regional
Eks Komisioner KPU Batal Daftar Calon Independen Pilkada Magelang

Eks Komisioner KPU Batal Daftar Calon Independen Pilkada Magelang

Regional
Komplotan Maling Minimarket di Semarang Masih Bocah, Kasus Berujung Damai

Komplotan Maling Minimarket di Semarang Masih Bocah, Kasus Berujung Damai

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com