Gibran Ingin Terapkan "Smart Farming" yang Libatkan Anak-anak Muda

SOLO, KOMPAS.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka menginginkan penerapan smart farming di wilayah minim lahan pertanian.

Menurut Gibran, smart farming atau pertanian berbasis digital bisa diawali dari Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng), karena menurutnya Kota Solo ke depan akan berfokus ke pembangunan nonfisik. 

Baca juga: Pembagian Bansos Diusulkan Ditunda hingga Pilpres Selesai, Gibran: Keputusan Bukan di Saya

"Belum teraplikasi di Solo. Di Solo kan enggak ada lahan pertanian. Tapi kemarin di Sragen saya sampaikan terus, ketika ketemu petani-petani ya," kata Gibran Rakabuming Raka saat di Balai Kota Solo, pada Jumat (5/1/2024).

Gibran juga mendorong keterlibatan kaum muda dalam proses pelaksanaannya.

Penerapan smart farming, kata dia, bisa dengan memanfaatkan internet of things (IoT) untuk mengecek pH tanah, mekanisasi, dan pemanfaatan drone untuk menyemprot pestisida.

Baca juga: Baliho Jumbo Ganjar-Mahfud dan Prabowo-Gibran di Blora Dicopot

"Tapi itu nanti lain kali ya dibahas. Kita menyediakan SDM-nya saja. Seperti yang saya jelaskan kemarin," katanya.

Gibran beranggapan upaya smart farming perlu melibatkan sejumlah perguruan tinggi di Kota Solo serta dukungan dari berbagai pihak. Dia mengungkapkan, langkah tersebut sekaligus untuk memanfaatkan bonus demografi.

"Solo itu kan tidak punya lahan, sedangkan kiri kanan kita punya lahan. Kita punya anak muda yang banyak, yang mungkin sekarang belum tertarik di bidang pertanian. Kami ingin isi kekosongan itu dengan smart farming, melibatkan anak muda lewat smart farming," katanya.

Gibran berharap ke depan Solo bisa menjadi pusat riset dan pelatihan.

"Intinya kami ingin banyak anak muda terlibat, meski Solo tidak punya lahan pertanian, tidak punya sumber air, kita harus sumbangkan pemikiran kita, jadi pusat riset, pelatihan. Jangan sampai Technopark mangkrak, cuma jadi tempat karantina Covid-19," katanya.