"Perintah Panglima TNI, KSAD, soal netralitas sudah jelas. Netralitas TNI harga mati," ujarnya dalam jumpa pers, Minggu (31/12/2023), dikutip dari Tribun Solo.
"Sampai dengan saat ini TNI tetap menjunjung tinggi dan memegang teguh komitmen netralitas yang diamanatkan undang-undang," ucapnya.
Menurut Wiweko, berdasarkan hasil pemeriksaan sementara terhadap oknum TNI yang melakukan penganiayaan, insiden terjadi karena kesalahpahaman.
"Informasi sementara yang diterima bahwa peristiwa tersebut terjadi secara spontanitas. Karena adanya kesalahpahaman antara kedua belah pihak," ungkapnya di Markas Komando Distrik Militer (Kodim) 0724/Boyolali.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, PDI-P memprotes keras tindakan oknum TNI yang menganiaya relawan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Boyolali, Jawa Tengah.
Hasto menyebut bahwa PDI-P sangat menyesalkan terjadinya tindak kekerasan dan penyiksaan tersebut.
Bahkan, Hasto membawa-bawa nama Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto.
“Kami protes keras atas tindakan oknum TNI tersebut. Para oknum TNI tersebut bertindak seperti itu diduga karena ada elemen-elemen di dalam TNI yang jadi simpatisan Pak Prabowo karena sama-sama berlatar belakang militer. Padahal Prabowo sudah diberhentikan dari TNI," ujar Hasto dalam keterangannya, Minggu (31/12/2023).
Baca juga: 15 Oknum TNI Diduga Aniaya Relawan Ganjar-Mahfud, Dandim Pastikan Tak Ada Motif Politik
Dalam diskusi dengan salah satu tokoh pegiat hak asasi manusia (HAM) guna mencari akar kekerasan oleh oknum TNI tersebut, Hasto menduga bahwa tindak kekerasan tersebut berawal dari kerancuan Prabowo sebagai Menhan dan sebagai capres.
Oleh karena itu, menurutnya, tercipta kesan adanya emotional bonding di kalangan oknum TNI tertentu dengan Prabowo.
“Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya tanggapan Pak Prabowo yang mengutuk aksi kekerasan tersebut," kata Hasto.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Labib Zamani, Adhyasta Dirgantara | Editor: Andik Hartik, Novianti Setuningsih)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.