"Saat terjadi musibah, kami akan meninggalkan pekerjaan kami untuk membantu. Apalagi ini sebuah bencana berskala nasional, tentu kami harus turun tangan," tegasnya.
Proses evakuasi sempat menemui kendala karena terjadi beberapa erupsi kecil.
Hal itu dialami Serda Aulia Firman dari Komando Rayon Militer (Koramil) 02 Banuhampu di Kabupaten Agam yang terlibat dalam proses evakuasi di puncak Gunung Marapi.
"Memang ada kekhawatiran saat akan menuju puncak. Karena erupsi masih terus terjadi," ujarnya.
Meski khawatir, Aulia terus menuju puncak gunung bersama tim yang telah ditunjuk di Posko Evakuasi yang berada di Batu Palano, Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam.
Setelah beberapa jam berjalan kaki, Aulia dan rekan-rekannya sampai di puncak Gunung Marapi yang terus menyemburkan asap hitam.
"Kami langsung mencari keberadaan korban yang meninggal dunia untuk dibawa ke bawah," lanjutnya.
Baca juga: Belajar dari Erupsi Marapi, PVMBG: Idealnya Gunung Api Punya Sirene Peringatan Dini
Saat menemukan satu jenazah, ia bersama beberapa personel TNI dan Polri langsung memasukkannya ke dalam kantong yang sudah mereka bawa dari posko.
Setelah itu, ia langsung mengangkut jenazah itu ke bawah dan menyerahkannya kepada tim lainnya secara estafet di jarak yang sudah ditentukan.
"Untuk mengangkut jenazah sendiri, kami membawanya sekitar 30 menit perjalanan dan nanti dilanjutkan oleh tim lainnya yang sudah menunggu di titik tertentu," lanjutnya.
Upaya tim gabungan tidak sia-sia. Mereka berhasil menemukan dan mengevakuasi para pendaki yang terperangkap di Gunung Marapi.
Total sebanyak 23 pendaki meninggal dunia, 12 luka-luka dan menjalani perawatan di rumah sakit, serta 40 lainnya sudah pulang ke rumah masing-masing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.