MATARAM, KOMPAS.com - Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) stasiun meteorologi Zainul Abdul Majid mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem selama tiga hari ke depan di wilayah Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB).
Peringatan dini tersebut terhitung sejak Kamis (7/12/2023) hingga Sabtu (9/12/2022) mendatang.
"Potensi terjadinya hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat petir dan angin kencang dengan arah dari tenggara Barat Daya dengan kecepatan angin maksimum mencapai 35 kilometer per jam," kata parkirawan BMKG stasiun meteorologi Zainul Abdul Majid Aprilia, Kamis (7/12/2023).
Baca juga: BMKG Beri Peringatan Kondisi Cuaca Ekstrem di Natuna
Adapun wilayah yang terdampak pada tiga hari ke depan yakni Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Sumbawa, Bima, Kota Bima, dan Dompu.
Dengan potensi terjadinya cuaca ekstrem tersebut, masyarakat diimbau untuk waspada potensi bencana alam.
"Masyarakat diimbau untuk tetap waspada genangan air, banjir, longsor, angin kencan dengan potensi pohon tumbang," kata Aprilia.
Selain itu, bagi pengguna dan operator jasa transportasi laut, nelayan wisata bahari dan masyarakat yang beraktivitas di sekitar pantai.
"Waspada tinggi gelombang mencapai kurang lebih dua meter, di selat lombok bagian, selat alas bagian selatan, selat sape bagian selatan dan samudera Hindia Selatan," kata Aprilia.
Sebelumnya, hujan deras disertai angin kencang mengakibatkan banjir di empat desa di Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Selasa (05/12/2023).
Diketahui hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut terjadi sejak tengah malam hingga pagi hari.
Keempat desa yang terdampak banjir adalah Desa Sekotong Tengah, Desa Taman Baru, Desa Persiapan Empol, dan Desa Persiapan Pengantap.
"Banjir terjadi karena intensitas hujan yang tinggi. Selain itu, saluran air yang mampet dan sungai yang tidak dapat menampung debit air yang tinggi juga menjadi penyebab banjir," kata Kapolsek Sekotong Iptu I Ketut Suriarta melalui keterangan tertulis.
Baca juga: Gempa M 6,4 di Halmahera Terasa hingga Sulut, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
Banjir menyebabkan beberapa rumah warga tergenang air hingga setinggi 50 centimeter. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
“Namun demikian kami bersama masyarakat turun langsung Dalam upaya pembersihan sampah yang mampet di sungai. Untuk mempercepat menyurutnya genangan banjir tersebut,” terangnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.