Menurutnya, anaknya itu bisa dikenali dari rambutnya yang panjang dan juga kalung yang sering digunakan.
"Kemarin yang turun ada temannya Wilki. Dua temannya selamat dan tiga meninggal dunia. Saya masih berharap anak saya selamat," lanjutnya.
Harapan yang sama juga diungkapkan suami Asnawati, Mawardi (64).
"Sepertinya untuk harapan hidup sudah tipis. Tapi kuasa Allah tidak boleh kita ragukan," ungkapnya.
Meskipun sudah terlihat pasrah, tetapi Mawardi masih menggantungkan secercah harapannya melalui keajaiban yang mungkin ditemukan anaknya.
Baca juga: Mengetahui Titik Berkemah di Gunung Marapi Sumatera Barat
Asnawati menuturkan, anaknya meminta izin kepadanya untuk berangkat mendaki Gunung Marapi pada Jumat 1 Desember 2023. Pendakian dilakukan keesokan harinya.
"Dia naik pada Sabtu kemarin dan berangkat bersama enam orang temannya dari Pekanbaru," lanjutnya.
Menurutnya, putranya sudah sering mendaki berbagai gunung yang ada di Pulau Sumatera, termasuk Gunung Marapi yang sudah didaki sebanyak dua kali.
"Wilki juga sudah pernah mendaki Gunung Talang dan Gunung Singgalang. Memang dia suka mendaki gunung," katanya.
Ia menuturkan bahwa anaknya itu bekerja di Bukittinggi sebagai penampung barang otomotif yang dikirim dari daerah Pekanbaru untuk dipasarkan di Sumatera Barat.
Baca juga: Update Korban Erupsi Gunung Marapi, 13 Jenazah Telah Diidentifikasi
Akan tetapi, harapan Asnawati dan keluarganya pupus.
Pada Selasa (05/12), sekitar pukul 17.00 WIB, jenazah yang diyakini jenazah Wilki dibopong oleh tujuh personel Brimob bersama beberapa warga menggunakan kantong berwarna oranye.
Mereka langsung memasukkan kantong jenazah itu ke dalam ambulans yang sudah menunggu sejak pagi.
"Ini jenazah Wilki," ujar salah seorang personel Brimob yang mengangkut kantong itu.
Baca juga: Berkaca dari Gunung Marapi, Bolehkah Gunung Berstatus Waspada Didaki?
Rintik hujan mulai turun, bersamaan dengan duka Asnawati dan keluarganya.