KENDARI, KOMPAS.com - Empat nelayan dari Desa Cempedak, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), menjadi korban penembakan yang diduga dilakukan oleh petugas dari Polairud Polda Sultra di perairan Pulau Cempedak pada Jumat (24/11/2023) pukul 05.00 Wita.
Satu orang nelayan bernama Maco (40) meninggal di lokasi kejadian, sementara 2 orang lainnya Putra (16) dan Ucok (23) mendapat perawatan di Rumah Sakit Santa Ana Kendari.
Seorang nelayan lain bernama Allung (17), dirawat di Puskesmas Langara, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep).
Korban meninggal mengalami dugaan luka tembak pada dada sebelah kanan tembus ke belakang dan terdapat luka sayatan di beberapa bagian tubuhnya.
Baca juga: Siswa SD di Kendari Alami Pendarahan Usai Kepalanya Dihantam Orangtua Temannya ke Tembok
Saat ini, jenazah korban sudah dibawa ke RS Bhayangkara Kendari untuk diotopsi.
Kemudian, Putra mengalami dugaan luka tembak di pinggul sebelah kiri dan Ucok mengalami dugaan luka tembak di dada sebelah kanan.
Sementara korban bernama Allung mengalami dugaan luka tembak di bagian paha atas.
Kepala Desa Cempedak, Safirudin menceritakan, kejadian itu berawal saat empat orang warganya pergi melaut untuk mencari ikan pada subuh hari.
Kemudian, mereka bertemu dengan petugas patroli, lalu terdengar bunyi tembakan sebanyak 4 kali.
“Ada warga yang pergi melaut, pas kebetulan katanya ketemu dengan ini (patroli). Saya kurang tahu juga patroli dari mana, karena saya tidak ada di tempat tapi hanya mendengar informasi warga," kata Safirudin, kepada sejumlah wartawan di rumah sakit Santa Ana Kendari.
Selanjutnya, ia menerima informasi dari warga lainnya bahwa ada warganya tertembak.
"Ada yang bilang katanya ada 4 orang, 3 yang luka dan satu korban meninggal dunia. Semuanya berprofesi sebagai nelayan dan semua ini berkeluarga," terang dia.
Baca juga: Wanita 18 Tahun di Kendari Ditemukan Tewas di Dalam Kamarnya, Polisi Selidiki
Terkait apa penyebab warganya ditembak, Saifudin mengaku belum tahu persis.
Namun, berdasarkan keterangan warga, mereka mendengar ada bunyi tembakan sebanyak 4 kali.
Direktur Polisi Air dan Udara (Dirpolairud) Polda Sultra, Kombes Pol Faisal F Napitupulu datang langsung menjenguk warga yang menjadi korban penembakan di Rumah Sakit Santa Ana sebelum dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara Kendari.
Kepada wartawan, Faisal menuturkan bahwa keempat nelayan korban penembakan ini adalah pelaku bom ikan.
Hal itu, lanjut Faisal, berdasarkan laporan anggotanya.
"Anggota dari markas unit (Marnit) kami mendapatkan informasi, datang ke TKP. Saat di TKP, nelayan melakukan perlawanan,” ungkapnya.
Baca juga: Kasus Pembunuhan Pelajar SMK di Kendari Terungkap, Pelakunya Dua Remaja
Pihaknya kemudian mengamankan barang bukti berupa satu buah perahu dan bahan peledak di Direktorat Polairud Polda Sultra.
Faisal menerangkan, belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut karena masih proses pendalaman bersama dengan pihak Propam.
“Sementara itu dulu, karena kami juga masih mendalami dan juga dari pihak Propam akan menelusuri. Nanti selanjutnya ke Kabid Humas,” ujar dia.
Pihaknya juga belum mengetahui berapa jumlah petugas yang turun patroli termasuk berapa orang yang diperiksa propam.
Ditanya terkait adanya pelanggaran prosedur dalam penanganan kasus, Faisal mengaku harus mengecek terlebih dahulu ke personel yang bertugas.
"Nanti kami cek, apakah sesuai SOP atau tidak dan kalau terjadi pelanggaran akan kami tindak. Jadi, belum bisa kami jawab, harus kami dalami dulu,” ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.