Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan Baru 3 Macan Tutul Tambah Populasi Satwa Kunci Gunung Ciremai

Kompas.com - 15/11/2023, 22:18 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi


KUNINGAN, KOMPAS.com - Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC), Maman Surahman menyebut, temuan tiga ekor Macan Tutul Jawa (Pantera Pardus Melas) dari kamera pemantau, merupakan kabar baik.

Keberadaannya menambah populasi satwa kunci pada gunung tertinggi di Provinsi Jawa Barat ini.

"Tentu ini kabar baik. Ini adalah satu langkah keberhasilan dari kami untuk mendapatkan data dan informasi terkait keberadaan Macan Tutul Jawa di Gunung Ciremai," kata Maman saat ditemui di kantornya, Rabu (15/11/2023).

Maman menjelaskan, berdasarkan Surat Keputusan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait penetapan Taman Nasional Gunung Ciremai ini, Balai TNGC diberikan mandat untuk menjaga dan melestarikan tiga jenis satwa kunci.

Baca juga: Kamera Pemantau di Gunung Ciremai Rekam Kehadiran 3 Macan Tutul Baru

Satwa kunci tersebut antara lain: Surili (presbytis), Elang Jawa (Nisaetus Bartelsi), dan Macan Tutul Jawa (Pantera Pardus Melas).

Khusus untuk Macan Tutul Jawa, Maman menyebut, temuan tiga ekor individu baru ini menambah jumlah populasi yang ada di Taman Nasional Gunung Ciremai, dengan jumlah total tujuh ekor.

Ketujuh ekor tersebut antara lain: dua ekor yang ada awal, dua ekor (Slamet Ramadhan berkelamin jantan dilepasliarkan Juli 2019 dan Rasi berkelamin betina dilepasliarkan Maret 2022), dan tiga ekor yang diduga individu baru.

"Jadi, selain macan Tutul Slamet dan Rasi, dan dua ekor sebelumnya, jadi empat."

"Nah setelah kami lakukan inventarisasi dan pemantauan kemarin, diindikasikan dari pola tutul sepintas, dan dari bentuk dan ukuran, ada tiga individu yang baru."

"Kalau sebelumnya empat, dan tiga baru, jadi tujuh," terang Maman.

Baca juga: Macan Tutul Sanggabuana Kembali Mangsa 5 Ternak Warga di Karawang

Meski demikian Maman bersama tim pemantau, berulang kali menegaskan bahwa temuan tiga ekor Individu Macan Tutul Jawa ini masih harus diteliti lebih lanjut.

Pihaknya harus melaporkan kepada tim ahli untuk didalami dari pola tutul, ukuran, dan juga data-data lainya.

Maman juga menegaskan, kabar baik ini juga harus meningkatkan upaya penjagaan dan pelestarian satwa di lingkungan Gunung Ciremai.

Seluruh pihak harus pro aktif menjaga dari berbagai macam gangguan yang dapat merusak.

Pasalnya, dia menyadari bahwa Gunung Ciremai merupakan kawasan yang terbuka dan dikelilingi sebanyak 52 buah desa dari tiga kabupaten.

Ketiga kabupaten itu yakni Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka, dan sebagian kecil di Kabupaten Cirebon.

"Jadi, ada warga yang merespons dengan turut menjaga kelestarian, tapi tidak menutup kemungkinan ada yang melampiaskan dengan melakukan perburuan liar."

"Ini yang harus kita jaga bersama secara aktif," tegas Maman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Belum Punya Lahan Sendiri, SMA Negeri di Ende Dapat Hibah 1,5 Hektar Tanah dari Warga

Belum Punya Lahan Sendiri, SMA Negeri di Ende Dapat Hibah 1,5 Hektar Tanah dari Warga

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat, Lava Mengalir ke Desa Amakaka

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat, Lava Mengalir ke Desa Amakaka

Regional
Anggota DPRD Lampung Meninggal Saat Ikut Acara Penanaman Pohon

Anggota DPRD Lampung Meninggal Saat Ikut Acara Penanaman Pohon

Regional
Update Banjir di Sumbar, Basarnas: Korban Tewas Capai 37 Orang

Update Banjir di Sumbar, Basarnas: Korban Tewas Capai 37 Orang

Regional
Jalan Rusak, Pasien di Sikka Ditandu 1 Jam Cari Tumpangan ke Puskesmas

Jalan Rusak, Pasien di Sikka Ditandu 1 Jam Cari Tumpangan ke Puskesmas

Regional
Cerita Kang Zen, Pengusaha Rumah Makan Legendaris di Demak Pilih Jalan Hidup Jadi Relawan Tagana

Cerita Kang Zen, Pengusaha Rumah Makan Legendaris di Demak Pilih Jalan Hidup Jadi Relawan Tagana

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Longsor di Kelok 9, Akses Sumbar-Riau Sempat Tertutup 8 Jam

Longsor di Kelok 9, Akses Sumbar-Riau Sempat Tertutup 8 Jam

Regional
[POPULER NUSANTARA] Kecelakaan Subang, Sopir Bus Sebut Rem Tak Berfungsi | Korban Banjir Nunukan Tidur Bawa Parang untuk Usir Buaya

[POPULER NUSANTARA] Kecelakaan Subang, Sopir Bus Sebut Rem Tak Berfungsi | Korban Banjir Nunukan Tidur Bawa Parang untuk Usir Buaya

Regional
Duel Maut Sesama Sopir Truk di Banjarmasin, Seorang Tewas

Duel Maut Sesama Sopir Truk di Banjarmasin, Seorang Tewas

Regional
Satu Korban Longsor Luwu Ditemukan Tewas di Kebun, Jumlah Korban Kini Mencapai 14 Orang

Satu Korban Longsor Luwu Ditemukan Tewas di Kebun, Jumlah Korban Kini Mencapai 14 Orang

Regional
Longsor Tutup Jalan Penghubung Kabupaten Tanah Bumbu dan HSS Kalsel, Sebuah Mobil Terjebak

Longsor Tutup Jalan Penghubung Kabupaten Tanah Bumbu dan HSS Kalsel, Sebuah Mobil Terjebak

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com