PEKANBARU, KOMPAS.com - Banjir masih merendam lingkungan SMA Negeri 2 di Desa Kasang Padang, Kecamatan Bonai Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau, Selasa (14/11/2023).
Sebanyak 35 orang siswa SMA Negeri 2 Bonai Darussalam, hingga kini masih belajar di tenda darurat yang didirikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rohul.
"Banjir di SMA Negeri 2 Bonai Darussalam belum surut. Saat ini, genangan air di sekolah 20 hingga 30 sentimeter. Saya bersama Bhabinkamtibmas pagi ini meninjau sekolah dan anak-anak yang belajar di tenda," ujar Bintara Pembina Desa (Babinsa) Koramil 10/Kunto Darussalam, Kodim 0313/KPR, Peltu M. Sitepu kepada Kompas.com melalui keterangan tertulis, Selasa.
Baca juga: Mendadak Hujan Deras, Rumah dan Jalan di Belitung Terendam Banjir
Dia menyebut, para siswa tetap semangat belajar meski di dalam tenda darurat.
"Anak-anak tetap semangat belajar. Kami terus pantau proses belajar mengajar di tenda tersebut," ujar Sitepu.
Sitepu mengatakan, banjir di lingkungan sekolah sudah berlangsung selama 14 hari.
Banjir diakibatkan hujan deras yang mengguyur wilayah itu, yang membuat aliran sungai meluap.
"Untuk permukiman warga, saat ini sudah tidak banjir. Hanya di lingkungan sekolah yang terendam, karena letaknya di dataran rendah," sebut Sitepu.
Diberitakan sebelumnya, banjir merendam lingkungan sekolah menengah atas (SMA) Negeri 2 di Desa Kasang Padang, Kecamatan Bonai Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau, Kamis (9/11/2023).
Baca juga: 3 Rumah Pompa di 3 Titik Banjir Kota Bandung Rampung Akhir 2023
Akibat bencana alam itu, sebagian siswa terpaksa belajar di kantin dekat sekolah karena ruangan belajar digenangi air.
Menurut Bintara Pembina Desa (Babinsa) Koramil 10/Kunto Darussalam, Kodim 0313/KPR, Peltu M. Sitepu yang bertugas di wilayah itu, banjir sudah beberapa hari merendam sekolah.
"Banjir terjadi sejak beberapa hari lalu, akibat hujan deras dan sungai meluap. Kondisi ini mengganggu aktivitas belajar mengajar di SMA Negeri 2 Bonai Darussalam," kata Sitepu kepada Kompas.com melalui keterangan tertulis, Kamis.
Dia menjelaskan, banjir merendam ruangan belajar dengan ketinggian air 10 hingga 30 sentimeter.
Kendati demikian, siswa tidak diliburkan. Sebanyak 35 orang siswa terpaksa belajar di kantin sekolah.
Para siswa belajar di bangku dan meja kantin yang beratap terpal.
"Proses belajar siswa saat ini dialihkan ke kantin milik warga," sebut Sitepu.
Baca juga: Puncak Musim Hujan di Semarang Diprediksi Januari 2024, Ada 4 Lokasi Rawan Banjir
Selain sekolah, tambah dia, banjir juga merendam sejumlah rumah warga. Namun, banjir di rumah warga sudah surut.
"Untuk rumah warga sebagian banjirnya sudah surut. Hanya sekolah ini yang masih di genangi air," kata Sitepu.
Pihaknya bersama petugas BPBD dan pemerintah desa setempat, terus memantau kondisi banjir dan anak-anak sekolah yang belajar di kantin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.