Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koordinator KontraS Soroti PR Jokowi dalam Bidang Hukum dan HAM

Kompas.com - 27/10/2023, 08:17 WIB
Bayu Apriliano,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

PURWOREJO, KOMPAS.com - Fatia Maulidiyanti, Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menyoroti soal pekerjaan rumah (PR) Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Fatia menyebut, saat ini masih banyak PR yang harus diselesaikan Jokowi sebelum lengser pada 2024 mendatang, khususnya dalam bidang hukum dan hak asasi manusia (HAM).

Baca juga: Aktivis HAM Temukan Bukti Baru Dugaan Keterlibatan 3 BUMN RI di Perang Ukraina

Salah satu PR tersebut, kata Fatia, lahirnya Tim Penyelesaian Non-Yudisial Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu (PP HAM) malah mereduksi kewajiban negara dan pertanggungjawaban pelaku pelanggaran HAM.

"Pembentukan PP HAM justru mereduksi kewajiban negara dan Pertanggungjawaban pelaku yang seharusnya bisa diuji lewat pengungkapan kebenaran dan pengadilan HAM," kata Fatia saat ditemui dalam Roadshow Festival Keadilan di Kampus Universitas Muhammadiyah Purworejo pada Kamis (26/10/2023).

Fatia menambahkan, adanya PP HAM membuat pengungkapan kasus HAM dan pengadilan HAM jadi tidak ada. Padahal, untuk pemulihan diperlukan pengungkapan kasus dan pengadilan HAM.

"Padahal yang namanya pemulihan itu salah satunya terkait soal pengungkapan kebenaran dan pengadilannya itu sendiri. Semestinya Jokowi bisa menepati janji-janji yang sejak 2014 sudah digadang-gadang oleh Jokowi," kata aktivis yang pernah menjabat kepala Divisi Advokasi Internasional KontraS ini.

Dalam bidang hukum, Fatia menyoroti masih banyaknya aparat penegak hukum yang tidak patuh dengan hukum. Bahkan sejumlah oknum aparat bersifat represif terhadap masyarakat.

"Tentunya Masih banyak ya soal, misalkan beberapa aparat penegak hukum yang tidak taat dengan hukum dan juga banyak merepresifitas suara-suara publik," kata Fatia.

Imbasnya, tambah Fatia, masyarakat menjadi takut terhadap aparat penegak hukum. Selain itu, represifitas oknum penegak hukum menjadikan masyarakat takut untuk bersuara.

"Pada akhirnya berdampak pada ketakutan, ekspresi masyarakat dan berdampak pada kebebasan berpendapat," papar Fatia.

"Beberapa pembentuk undang-undang seperti omnibus law, undang-undang KPK itu tidak berpihak kepada publik dan bahkan tidak ada sebuah ruang bagi publik untuk bisa berkontribusi terhadap pembentukan kebijakan," tambah Fatia.

Baca juga: Marzuki Darusman Audiensi dengan Komnas HAM soal Dugaan 3 BUMN Suplai Senjata ke Myanmar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satu Korban Balon Udara di Ponorogo Meninggal, Sempat Alami Luka Bakar 63 Persen

Satu Korban Balon Udara di Ponorogo Meninggal, Sempat Alami Luka Bakar 63 Persen

Regional
Video Viral ODGJ Dianiaya, 6 Pelaku Ternyata Pelajar SMP

Video Viral ODGJ Dianiaya, 6 Pelaku Ternyata Pelajar SMP

Regional
Festival Mookervart 2024 Kota Tangerang Kembali Hadir Akhir Bulan Ini

Festival Mookervart 2024 Kota Tangerang Kembali Hadir Akhir Bulan Ini

Regional
Sering Nonton Film Porno, Pria di Malinau Cabuli Putri Kandung Berkali-kali

Sering Nonton Film Porno, Pria di Malinau Cabuli Putri Kandung Berkali-kali

Regional
Dari Qatar, Prabowo ke Sumbar Beri Bantuan untuk Korban Banjir Lahar

Dari Qatar, Prabowo ke Sumbar Beri Bantuan untuk Korban Banjir Lahar

Regional
IRT di Palopo Ditangkap karena Tipu Pedagang Beras hingga Merugi Rp 192 Juta

IRT di Palopo Ditangkap karena Tipu Pedagang Beras hingga Merugi Rp 192 Juta

Regional
Pimpin Upacara Hardiknas 2024, Wabup HST Sampaikan Pesan Penting dari Mendikbud Ristek

Pimpin Upacara Hardiknas 2024, Wabup HST Sampaikan Pesan Penting dari Mendikbud Ristek

Regional
Hadiri HUT Ke-44 Dekranas, Pj Ketua Dekranasda Sumsel Dorong Perajin Hasilkan Karya Terbaik

Hadiri HUT Ke-44 Dekranas, Pj Ketua Dekranasda Sumsel Dorong Perajin Hasilkan Karya Terbaik

Regional
HUT Ke-78 Sumsel, Ketua DPRD Berikan Apresiasinya kepada Pj Agus Fatoni

HUT Ke-78 Sumsel, Ketua DPRD Berikan Apresiasinya kepada Pj Agus Fatoni

Regional
Menteri Risma Minta Lokasi Pengungsian Bencana Agam Dipindahkan

Menteri Risma Minta Lokasi Pengungsian Bencana Agam Dipindahkan

Regional
Cerita Save Dagun, Warga Manggarai Barat 30 Tahun Menyusun Kamus Bahasa

Cerita Save Dagun, Warga Manggarai Barat 30 Tahun Menyusun Kamus Bahasa

Regional
Maju Pilkada Semarang, Bos PSIS Yoyok Sukawi Lamar Semua Partai di Koalisi Indonesia Maju

Maju Pilkada Semarang, Bos PSIS Yoyok Sukawi Lamar Semua Partai di Koalisi Indonesia Maju

Regional
Cerita Warga 'Sulap' Ladang Jadi Toilet dan Tempat Menginap Pengantar Jemaah Haji

Cerita Warga "Sulap" Ladang Jadi Toilet dan Tempat Menginap Pengantar Jemaah Haji

Regional
Alasan Ketum Persab Brebes Asrofi Maju di Pilkada 2024

Alasan Ketum Persab Brebes Asrofi Maju di Pilkada 2024

Regional
Muda-Tanjung Tarik Dokumen Pendaftaran Jalur Independen di KPU Kalbar

Muda-Tanjung Tarik Dokumen Pendaftaran Jalur Independen di KPU Kalbar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com