Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Mahasiswa Demo Kritik Putusan MK dan 9 Tahun Kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf

Kompas.com - 21/10/2023, 12:02 WIB
Fitri Rachmawati,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat NTB Menggugat, berunjuk rasa di bundaran Bank Indonesia (BI) dan kantor DPRD NTB, Jumat (20/10/2023).

Mereka mengkritik putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dan kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf Amin yang dinilai gagal.

Dalam aksinya, mahasiswa mengkritik pedas putusan MK yang dinilai cacat hukum dan hanya menyiapkan karpet merah untuk putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, yang membangun politik dinasti di NKRI.

"Kami menolak dengan keras putusan MK, terkait batas umur atau usia untuk capres dan cawapres, dan kegagalan 9 tahun kepemimpinan Jokowi," ujar Martoni Ira Malik, Ketua BEM Universitas Mataram, dalam aksi itu.

Baca juga: Kritik Jokowi, Mahasiswa di Bandung Bakar Ban dan Sindir soal Politik Dinasti

Mahasiswa menilai Joko Widodo mempertahankan oligarki dalam kepemimpinannya dan hanya mementingkan kepentingan dirinya sendiri, terutama keluarganya.

"Jokowi telah gagal menjadi pemimpin yang mengutamakan kepentingan rakyat, apa yang dilakukannya selama 9 tahun hanya mementingkan oligarki dan menciptakan  politik oligarki, demokrasi negara ini telah cacat oleh kepemimpinannya," ungkap Martoni.

Massa mahasiswa mengawali aksi mereka di bundaran BI dan melanjutkan ke DPRD NTB.

Mereka sempat memblokade jalan, tetapi dihalau aparat kepolisian yang meminta mahasiswa tidak melakukannya karena akan mengganggu lalu lintas yang tengah ramai.

"Tutup jalan, tutup jalan, jangan ada kendaraan yang lewat," teriak Saleh, koordinator lapangan dalam aksi itu.

Sempat terjadi aksi saling dorong dan pemukulan oleh polisi tetapi bisa diatasi.

Mahasiswa bersepakat memberikan jalan kendaraan yang menumpuk, terakhir mobil pengangkut sampah dan mobil tangki pertamina yang membawa BBM, dan akhirnya mereka memblokade jalan raya Udayana Mataram.

Baca juga: Sebelum Jadi Tersangka Pembunuhan di Subang, Yosep Pernah Kirimi Jokowi Surat Minta Bantuan

Aksi saling dorong kembali terjadi di depan pintu masuk gedung DPRD NTB. Mahasiswa memaksa masuk untuk menemui anggota dewan yang tengah reses.

Aksi saling dorong kembali bisa diredam dengan hadirnya ketua DPRD NTB, Baiq Isvie Rupaida, yang menerima hasil kajian mahasiswa lebih dari 200 halaman terkait masalah yang dihadapi masyarakat di NTB selama ini.

"Kami telah melakukan kajian terhadap apa yang terjadi pada masyarakat, mulai dari perampasan lahan, kasus pelecehan seksual, pembungkaman mahasiswa di kampus dan masalah kemiskinan di NTB, termasuk kekecewaan kami atas pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin," ujar Martoni.

Isvie menerima kajian mahasiswa yang cukup tebal dan berjanji akan menyerahkannya pada Presiden Joko Widodo.

"Saya akan serahkan ini, tuntutan adik adik kepada Presiden, dan beberapa hal tang menjadi tuntutan adik-adik telah kami cek langsung ke lapangan, hanya saja tidak semuanya merupakan kewenangan kami di dewan," kata Isvie.

Baca juga: Kecewa Putusan MK, Aliansi Mahasiswa Demo di DPRD Jabar

Mahasiswa berteriak dan mengaku tidak percaya pada dewan dan janji-janji mereka, hingga menantang ketua DPRD NTB bersumpah dengan Al-Quran bahwa tuntutan mereka benar benar akan disampikan kepada Presiden.

"Saya tidak perlu bersumpah ya, sumpah itu tidak main-main, ketika saya menjadi anggota dewan saya sudah disumpah," katanya.

Aksi berakhir pukul 17.00 Wita. Massa berjanji akan kembali lagi jika tak ada perubahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Pasangan Sesama Jenis Menikah di Halmahera Selatan Ditangkap, Polisi: Antisipasi Amukan Warga

Regional
Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Bentrokan Warga di Kupang, 3 Rumah Rusak, 2 Sepeda Motor Rusak dan Sejumlah Orang Luka

Regional
Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Deklarasi Maju Pilkada Lombok Barat, Farin-Khairatun Naik Jeep Era Perang Dunia II

Regional
Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Begal Meresahkan di Semarang Dibekuk, Uangnya untuk Persiapan Pernikahan

Regional
Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Resmikan Co-working Space BRIN Semarang, Mbak Ita Sebut Fasilitas Ini Akan Bantu Pemda

Kilas Daerah
Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Penertiban PKL di Jambi Ricuh, Kedua Pihak Saling Lapor Polisi

Regional
Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Pria di Kudus Aniaya Istri dan Anak, Diduga Depresi Tak Punya Pekerjaan

Regional
Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Setelah PDI-P, Ade Bhakti Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PSI

Regional
Soal 'Study Tour', Bupati Kebumen: Tetap Dibolehkan, tapi...

Soal "Study Tour", Bupati Kebumen: Tetap Dibolehkan, tapi...

Regional
Ingin Bantuan Alat Bantu Disabilitas Merata, Mas Dhito Ajak Warga Usulkan Penerima Bantuan

Ingin Bantuan Alat Bantu Disabilitas Merata, Mas Dhito Ajak Warga Usulkan Penerima Bantuan

Regional
Anak Wapres Ma'ruf Amin Maju Pilkada Banten 2024

Anak Wapres Ma'ruf Amin Maju Pilkada Banten 2024

Regional
Gagal Jadi Calon Perseorangan di Pangkalpinang, Subari Lapor Bawaslu

Gagal Jadi Calon Perseorangan di Pangkalpinang, Subari Lapor Bawaslu

Regional
Kain Gebeng, Kain Khas Ogan Ilir yang Nyaris Punah

Kain Gebeng, Kain Khas Ogan Ilir yang Nyaris Punah

Regional
Bocah SD di Baubau Terekam CCTV Mencuri Kotak Amal, Uangnya untuk Beli Makan

Bocah SD di Baubau Terekam CCTV Mencuri Kotak Amal, Uangnya untuk Beli Makan

Regional
Pemprov Babel Luncurkan Gerakan Eliminasi Kemiskinan dan 'Stunting'

Pemprov Babel Luncurkan Gerakan Eliminasi Kemiskinan dan "Stunting"

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com