PALEMBANG, KOMPAS.com-Kondisi udara Kota Palembang saat ini telah berangsur mulai membaik setelah hujan turun di berbagai wilayah di Sumatera Selatan yang berlangsung sejak Kamis (19/2023).
Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, wilayah yang terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang tersebut meliputi Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Musi Banyuasin, Musi Rawas Utara (Muratara), Musi Rawas, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Empat Lawang, Lahan dan kota Pagar Alam.
Titik api yang berada di wilayah tersebut kini telah berangsur padam setelah terkena hujan.
“Distribusi hujan 24 jam terakhir berdasarkan luasan, terlihat pengaruh TMC yang cukup berhasil,” kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Selatan Wandayantolis, Jumat (20/10/2023).
Baca juga: 1.044 Titik Api Terpantau di Sumsel, Kondisi ISPU Palembang Berbahaya
Dari catatan BMKG selama 24 jam, tiga hari terakhir konsentrasi partikulat atau PM 2.5 di Palembang mengalami penurunan yang signifikan.
Pada Selasa (17/10/2023) PM 2.5 berada di angka 370 mikrogram per meter kubik sehingga kondisi udara di level berbahaya.
Kemudian, Rabu (18/10/2023), PM 2.5 turun menjadi 160 mikrogram per meter kubik dan di level sangat tidak sehat.
Lalu, pada Kamis (19/10/2023), PM 2.5 kembali menurun di angka 120 mikrogram per meter kubik dan di level tidak sehat.
Sedangkan untuk hari ini, Jumat (20/10/2023) PM 2.5 kembali menurun menjadi 113.00 mikrogram per meter kubik pada pukul 09.00 WIB.
“Hujan kemarin cukup membantu menurunkan tingkat konsentrasi polusi PM 2.5 di Palembang,” ujarnya.
Baca juga: Jadi Biang Kerok Kabut Asap di Belitung, Seorang Pemilik Lahan Ditangkap
Meski kondisi udara di Palembang mulai membaik, namun tiga wilayah di Sumatera Selatan baru mulai merasakan dampak kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang menutupi jalan dari pagi hingga siang.
Wilayah tersebut meliputi Muara Enim, Kota Lubuklinggau hingga kota Pagar Alam.
Menurut Wandayantolis, penyebab tiga wilayah tersebut baru merasakan dampak dari kabut asap dikarenakan jumlah titik api pada Senin (16/10/2023) mengalami lonjakan serta arah angin yang mulai berubah.
“Arah angin memang variatif, ada yang mengarah ke barat,” jelasnya.