Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Pemilu 2024, Menag Yaqut Minta Agama Tak Ditunggangi Aktor-aktor Poltik

Kompas.com - 29/09/2023, 16:15 WIB
Fristin Intan Sulistyowati,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, sejumlah tokoh menggunakan agama sebagai alat politik.

Karenanya, Yaqut meminta masyarakat tidak memilih calon pemimpin yang menggunakan metode tersebut saat berada di Majelis Nichiren Shoshu Buddha Dharma Indonesia (MNSBDI) di Ballroom Hotel Alila, Solo, Jawa Tengah, Jumat (29/9/2023).

"Saya titipkan, agama jangan dijadikan alat untuk merebutkan kekuasaan. Tapi memang agama tidak bisa dipisahkan oleh politik. Agama jangan pernah jadi alat politik," jelas Menag Yaqut Cholil Qoumas.

Baca juga: Polri Gandeng Tokoh Agama Suarakan Perdamaian Jelang Pemilu 2024

"Agama dan politik ini bergelinding jadi satu. Kalau mau melaksanakan agama secara luas di sebuah negeri maka semua harus ada aturan. Aturan itu ditetapkan melalui mekanisme politik," lanjutnya.

Yaqut memaparkan, Indonesia memiliki sejarah tidak baik dalam penyelenggaraan pemilu dengan penggunaan narasi keagamaan.

Hal itu terlihat pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017, dan pada dua periode Pemilihan Presiden (Pilpres) terakhir ketika penggunaan kata "kafir" marak dilontarkan karena berbeda pilihan.

Praktik tersebut dinilai Yaqut merusak nilai-nilai yang ada di dalam sebuah agama. Maka, ia pun mengimbau agar tidak memilih calon pemimpin yang menggunakan agama sebagai alat politik.

"Kita menjaga agama yang kita teguh ini, dari kotornya aktor-aktor politik yang ingin menggunakan agama untuk merebutkan kekuasaan," tegasnya.

"Mari sama-sama kita jaga agama yang kita pegang teguh ini kita jaga agar tidak digunakan untuk kepentingan memperebutkan posisi kekuasaan. Jangan mau agama kita dirusak," ujarnya.

Yaqut pun berharap agar Pemilu 2024 bisa terjaga kedamaiannya. Masyarakat diminta untuk gembira mengikuti prosesi pemilu tanpa perlu menumbuhkan adanya rasa permusuhan karena berbeda pendapat.

"Tahun politik, itu hanya sebuah mekanisme siapa yang akan mencari pemimpin bangsa ini hanya mekanisme. Ini bukan peperangan bukan hidup dan manti harus ada korban. Ini mekanisme untuk menentukan pemimpin dan menahkodai negeri Indonesia ini," tegasnya.

"Perang satu dengan yang lain tidak perlu. Ini pesta demokrasi yang harus kita laksanakan dengan riang gembira," jelasnya.

Baca juga: Eks Menag: Merusak dan Membakar Rumah Ibadah atas Nama Agama, Namanya Berlebihan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

PDI-P Cabut Laporan Polisi, Rocky Gerung: Lebih Baik Terlambat daripada Dungu

PDI-P Cabut Laporan Polisi, Rocky Gerung: Lebih Baik Terlambat daripada Dungu

Regional
Prabowo: Saya Tidak Mengajak Saudara Pilih Saya, Tapi Berdoa dalam Hati

Prabowo: Saya Tidak Mengajak Saudara Pilih Saya, Tapi Berdoa dalam Hati

Regional
Beri Sambutan saat HUT PSI, Prabowo Ngaku Kewalahan Jadi Anak Buah Jokowi

Beri Sambutan saat HUT PSI, Prabowo Ngaku Kewalahan Jadi Anak Buah Jokowi

Regional
Gibran saat di Karawang: Santai, Dijogetin Aja.....

Gibran saat di Karawang: Santai, Dijogetin Aja.....

Regional
PSI Klaim Dukungan Jokowi dalam Baliho Kampanye, Pengamat: Manfaatkan Endorsement Jokowi untuk Menangkan Pemilu

PSI Klaim Dukungan Jokowi dalam Baliho Kampanye, Pengamat: Manfaatkan Endorsement Jokowi untuk Menangkan Pemilu

Regional
Tanggapi Ganjar soal Nusakambangan, Anies Sebut Koruptor Harus Dimiskinkan, RUU Perampasan Aset Obat Mujarab

Tanggapi Ganjar soal Nusakambangan, Anies Sebut Koruptor Harus Dimiskinkan, RUU Perampasan Aset Obat Mujarab

Regional
Ada Kaos dan Spanduk Bertuliskan 'PSI PARTAI JOKOWI', Grace Natalie: Sesuai Tulisannya

Ada Kaos dan Spanduk Bertuliskan "PSI PARTAI JOKOWI", Grace Natalie: Sesuai Tulisannya

Regional
Mic Sering Mati saat Sambutan, Kaesang: Belum Masuk Senayan Mic Sudah Mati

Mic Sering Mati saat Sambutan, Kaesang: Belum Masuk Senayan Mic Sudah Mati

Regional
Kisah Pulau Galang, dari Kamp Vietnam, RSKI Covid-19, hingga Opsi Penampungan Pengungsi Rohingya

Kisah Pulau Galang, dari Kamp Vietnam, RSKI Covid-19, hingga Opsi Penampungan Pengungsi Rohingya

Regional
Kaesang Bungkam Ditanya Soal Spanduk 'PSI PARTAI JOKOWI' saat HUT PSI di Semarang

Kaesang Bungkam Ditanya Soal Spanduk "PSI PARTAI JOKOWI" saat HUT PSI di Semarang

Regional
Wagub Edy Pratowo Secara Resmi Buka Jambore UMKM Kalteng Wilayah Timur

Wagub Edy Pratowo Secara Resmi Buka Jambore UMKM Kalteng Wilayah Timur

Regional
Kaesang: Kita Ingin Presiden Selanjutnya Dapat Meneruskan Presiden Jokowi

Kaesang: Kita Ingin Presiden Selanjutnya Dapat Meneruskan Presiden Jokowi

Regional
Pembunuhan Berantai di Wonogiri, Agung Dibunuh Tahun 2021 dan Sunaryo Dihabisi Tahun 2022

Pembunuhan Berantai di Wonogiri, Agung Dibunuh Tahun 2021 dan Sunaryo Dihabisi Tahun 2022

Regional
AHY kepada Seluruh Caleg Demokrat: Jangan Ragu Pasang Foto Pak SBY di Baliho

AHY kepada Seluruh Caleg Demokrat: Jangan Ragu Pasang Foto Pak SBY di Baliho

Regional
Disindir Suka Joget Minim Gagasan, Prabowo Cuek Ajak Ribuan Kader PSI Joget Bareng

Disindir Suka Joget Minim Gagasan, Prabowo Cuek Ajak Ribuan Kader PSI Joget Bareng

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com