Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekeringan di Semarang, Warga Terpaksa Mandi Pakai Air Galon

Kompas.com - 29/09/2023, 11:12 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG,KOMPAS.com - Musim kemarau benar-benar mengubah kehidupan warga di Perumahan Graha Bringin Mas Utara II, RW 11 Kelurahan Gondoriyo, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng)

Air dari sumur warga yang biasanya dimanfaatkan setiap hari, kini kering. Tak ada setetes pun air yang keluar dari sumur tersebut yang bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Hal itu memaksa warga untuk mandi tiga hari sekali. Bahkan, air galon isi ulang yang biasanya untuk minum dan memasak terpaksa digunakan untuk mandi.

Baca juga: Dilanda Kekeringan, 2 Hektar Persawahan Lembor Manggarai Barat Terbakar

Namun, air galon kemasan isi ulang tak bisa selalu diandalkan. Selain boros karena mengeluarkan biaya Rp 4.500 untuk satu galon, air isi ulang itu juga hanya cukup untuk mandi satu orang.

"Air galon biasanya buat minum, ngopi ada yang buat mandi. Terkadang juga ambil air ke masjid biar irit," jelas Ketua RW 11 Kelurahan Gondoriyo, Imron Pujianto saat ditemui di rumahnya, Jumat (29/9/2023).

Warga sudah kesulitan mendapatkan air sejak akhir Juli 2023 karena cuaca ekstrem. Hal itu membuat sebagian warga terpaksa hidup tak tenang.

"Air itu kan kebutuhan utama. Bahkan mandi hanya bisa tiga hari sekali karena sulit sekali mendapatkan air," tuturnya.

Selain mandi tiga hari sekali, warga Perumahan Graha Bringin Mas Utara II juga tak bisa mencuci pakaian, ngepel dan mencuci piring karena sulit mendapatkan air sejak musim kemarau datang.

"Terpaksa libur dulu mencuci. Harus nunggu bantuan air bersih baru berani mencuci. Saya juga ganti baju tiga hari sekali karena tak bisa mencuci," paparnya.

Baca juga: Kekeringan di Jabar Terus Meluas, 22 Kota dan Kabupaten Terdampak

Pada awalnya, dia sempat kesulitan mencari bantuan air untuk membantu warga. Namun, saat ini dalam satu minggu sudah ada truk lima tangki bantuan air dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang.

"Selain dari BPBD Kota Semarang, juga ada dari Palang Merah Indonesia (PMI) dan Dinas Permukiman (Disperkim) Kota Semarang," imbuh dia.

Untuk solusi jangka panjang, Perumahan Graha Bringin Mas Utara II, RW 11 Kelurahan Gondoriyo juga akan dipasang pipa saluran dari PDAM Kota Semarang.

"Warga yang sudah mendaftar ada 105 keluarga. PDAM baru bisa digunakan akhir tahun. Jadi sekarang kita membutuhkan bantuan air bersih," ucapnya.

Lurah Gondoriyo, Totok Indarto menambahkan, sampai saat ini hanya satu daerah yang membutuhkan bantuan air dari total 12 RW yang ada di Kelurahan Gondoriyo Semarang.

"Kebetulan di Kelurahan Gondoriyo ada 12 RW dan 11 RW dinyatakan aman," jelasnya.

Baca juga: Kekeringan, Warga Buton Selatan Mengambil Air di Area Bekas Galian Tambang Aspal

Dia menjelaskan, saat ini ada tiga RT yang kekurangan air karena dampak kemarau panjang dan penggunaan sumur gali yang mulai mengering. Sementara, untuk daerah lain masih tergolong aman.

"Ada 3 RT yang kekurangan air dengan jumlah sekitar 100 KK," kata dia.

Akibat musim kemarau, beberapa sumur yang ada di perumahan tersebut debit airnya mulai berkurang secara drastis. Hal itu membuat stok air yang digunakan warga menjadi cepat habis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ajudan Bupati Halmahera Barat Diduga Pukul Warga yang Akan Sampaikan Aspirasi

Ajudan Bupati Halmahera Barat Diduga Pukul Warga yang Akan Sampaikan Aspirasi

Regional
Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Regional
Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Regional
Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Regional
Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Regional
Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via 'Video Call' jika Pemilih Sibuk

Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via "Video Call" jika Pemilih Sibuk

Regional
Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Regional
Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Regional
Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Regional
7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

Regional
Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Regional
Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Regional
Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com