KOMPAS.com-Nelayan di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mengeluhkan hasil tangkapan yang terus berkurang.
Hal itu diduga terjadi karena Danau Maninjau mengalami pencemaran.
"Hasil tangkapan ikan itu berkurang semenjak Desember 2022, setelah terjadinya kematian ikan secara massal," kata Andi Putra (43), nelayan di Danau Maninjau, Minggu (24/9/2023), seperti dilansir Antara.
Baca juga: Air Danau Maninjau Berubah Jadi Hijau dan Berbau Belerang
Andi mengatakan sebelum Desember 2022, dalam sehari bisa menangkap 30 kilogram ikan nila.
Sekarang dia hanya bisa membawa pulang lima kilogram ikan dalam satu hari.
"Hasil tangkapan berupa ikan nila berkurang sekitar 25 kilogram setiap harinya," kata Andi di Lubuk Basung.
Sedangkan ikan rinuk yang merupakan satwa endemik danau itu, disebut Andi, sudah sulit ditemukan.
Keadaan ini juga membuat harga ikan di Agam melonjak. Ikan nila yang biasanya dijual Rp 15.000 per kilogram jadi Rp 18.000 per kilogram.
Baca juga: Bertambah 8 Kali Lipat, Total 402 Ton Ikan Mati di Danau Maninjau
Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam Rosva Deswira menambahkan hasil tangkapan itu berkurang setelah terjadinya pembalikan air ke permukaan.
"Dengan kondisi itu oksigen di perairan danau berkurang sehingga ikan keramba jaring apung mati dan termasuk ikan endemik," katanya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.