Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjual Beras di Yogyakarta Mengeluh Sulit Dapat Stok dari Bulog

Kompas.com - 15/09/2023, 11:47 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Penjual beras di Jalan Parangtritis, Brontokusuman, Kota Yogyakarta keluhkan sulit dapat stok beras yang dikeluarkan oleh Bulog.

Salah satu penjual beras, Budi, mengatakan harga beras kualitas super sekarang Rp 13.000. Sedangkan kualitas premium masih di angka Rp 14.000.

"Sekarang itu yang paling pera itu Rp 13 ribu paling murah, di bawah itu ndak ada pasokan harusnya saya juga jual dari Bulog yang dipakai angkringan itu. Tetapi sampai sekarang belum ada," katanya saat ditemui di kios beras miliknya di Jalan Parangtritis, Brontokusuman, Kota Yogyakarta, Jumat (15/9/2023).

Baca juga: Beras Merah yang Tetap Dibudidayakan di Babel meski Sedang Kemarau

Ia juga tidak mengetahui kenapa dirinya sulit untuk mendapatkan stok beras dari Bulog. Padahal di retail-retail modern sekarang menjual beras dari Bulog.

"Gak tahu kenapa ya padahal Pak Jokowi suruh anu (mendistribusikan) tapi apakah hanya di retail modern. Yang saya tahu Indogrosir itu jual 5 kiloan. Tapi satu orang maksimal beli 2," ucapnya.

Stok lain beras lainnya seperti dari penggilingan lokal saat ini juga kosong. Dia sudah memesan ke Bulog tetapi sampai sekarang belum mendapatkan kiriman.

"Iya sampai sekarang belum menjumpai, sampai sekarang pesen ke bulog katanya belum ada," kata dia.

"Sedangkan dari penggilingan lokal biasanya punya stok lumbung itu juga kosong itu bisa Rp 12.000," ujarnya.

Kenaikan harga beras ini dirasakan sejak Agustus 2023. Bahkan kenaikan harga dinilai drastis karena secara bertahap dan berkelanjutan, kenaikan sampai Rp 2.000 per kilonya.

Baca juga: 4 Desa di Sikka Berisiko Rawan Pangan akibat Kekeringan, Pemkab Siapkan Beras

"Rasanya itu Juli masih ayem, hebat ya kering (musim kemarau) masih ada (stoknya), Agustus langsung itu naiknya Rp 2.000. Dulu premium jualnya Rp 12.000 sekarang Rp 14.000," kata dia.

Bahkan menurutnya, saat Agustus banyak pembeli yang kalap membeli beras karena kecenderungan harga mulai naik. "Agustus itu pembeli kalap beli-beli tetapi sekarang sudah mulai ngerem," ucap dia.

Akibatnya, pembeli sekarang mulai sepi entah karena masih memiliki stok beras atau sudah mendapatkan stok beras dari Bulog. Mengingat konsumen Budi kebanyakan penjual makanan atau pengecer beras. "Yang jualan sambate (mengeluh) sepi September ini," ucapnya.

Hal ini membuat omzet jualannya sepi. Dulu 100 persen saat ini hanya bisa menjual 60 sampai 70 persen.

Baca juga: Catat, Ini Jadwal dan Lokasi Pembagian Bantuan Beras 10 Kg dari Pemerintah di Semarang

"Sebelah itu biasanya sehari beli 5 kilo, sekarang mengeluh sepi hanya beli 2 sampai 3 kilogram," sambung dia.

Menurut Budi, kondisi sekarang mengharapkan harga beras turun susah karena sudah tidak ada panenan padi.

"Delanggu diharapkan masih ada sekarang ditarik ke mana-mana (stoknya), Delanggu panen terus karena air masih ada. Daerah-daerah lain sudah mulai sambat, Sragen juga sambat kering," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Regional
Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Regional
Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Regional
Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Regional
Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com