SOLO, KOMPAS.com - Rentetan tabrak lari terjadi di Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng). Kepolisian Resor Kota (Polresta) Solo buka suara soal penyelidikan kasusnya.
Dalam kurun waktu dua bulan terakhir, terjadi 3 kasus tabrak lari yang ditangani oleh Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Kepolisian Resor Kota (Polresta) Solo.
Pertama, kasus tabrak lari menjerat Putra Mahkota Keraton Solo Gusti Pangeran Adipati Anom Sudibyo Raja Putro Nalendra Ing Mataram, KGPH Purbaya yang menjadi pelaku tabrak lari di daerah Gladak, Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng), Rabu (9/8/2023) pukul 01.30 WIB.
Baca juga: Pedagang Angkringan di Solo Meninggal akibat Tabrak Lari, Pelaku Naik Mobil Putih
Kedua, tabrak lari antara mobil dan sepeda motor menewaskan korban berinisial RAD (19), di Flyover Purwosari, Kota Solo, Jawa Tengah, pada Selasa (22/8/2023).
Kedua kasus ini, berakhir dengan restorasi justice atau perdamaian antara pelaku dan korban ataupun keluarga korban.
Sedangkan kasus tabrak lari ketiga terjadi pada pedagang angkringan bernama Sumarno (52). Dia ditabrak lari saat mengendarai motor di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Serengan, Kota Solo, Minggu (3/9/2023) dan akhirnya meninggal.
Hingga korban meninggal pada Kamis (7/9/2023), belum ada titik terang pelaku tabrak lari.
Kepala Polresta (Kapolresta) Solo Kombes Pol Iwan Saktiadi mengatakan, saat ini proses penyelidikan kasus tabrak lari penjual angkringan masih berjalan.
Mulai dari pengumpulan barang bukti, berupa CCTV dan keterangan saksi-saksi yang diduga mengetahui adanya kecelakaan tersebut.
"Masih dalam proses penyelidikan kami mengumpulkan bukti-bukti. Kejadian sudah ada beberapa CCTV yang bisa kami dapatkan baik dari pribadi penduduk dan di beberapa toko," kata Iwan Saktiadi, pada Selasa (12/9/2023).
Baca juga: Tabrak Lari, Mobil di Solo Diamuk Warga yang Marah dan Videonya Viral
Lanjutnya, barang bukti CCTV yang berada di lokasi sebagian besar kualitas buruk. Sehingga, belum bisa mendapatkan jelas nomor kendaraan pelaku tabrak lari tersebut.
"Kami sudah melakukan pengecekkan, tapi tidak ada yang signifikan. Nopolnya ini kita zoom pecah, CCTV kurang mumpuni. Karena CCTV di kawasan milik perorangan," lanjutnya.
Oleh karena itu, pihaknya masih berupaya melakukan penyelidikan atas kejadian tabrak lari tersebut.
Disinggung soal adanya fenomena tabrak lari ini, Iwan mengatakan pihaknya meminta masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam penyelidikan kasus ini.
"Kami mengimbau untuk bisa berpartisipasi aktif jika memang mendapati fenomena demikian (tabrak lari), segera laporkan ke kami, berikan informasi ke kami tentunya kami akan sangat berterima kasih dan itu sangat membantu kami," katanya.