Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Sumur di Kediri Berubah Hitam Pekat dan Terbakar Saat Disulut Api, Wali kota: Tercemar TPH

Kompas.com - 10/09/2023, 07:48 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com - Warga mengeluhkan sejumlah sumur di RT 5 RW 2 Kelurahan Tempurejo, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur berubah hitam pekat.

Sumur yang biasanya dipakai warga untuk sehari-hari ini berubah menjadi terasa licin dan berbau menyengat.

Tak hanya itu, air sumur yang hitam pekat mudah terbakar jika disulut api.

Mendapatkan laporan terjadi dugaan air sumur tercemar, Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar sudah meninjau lokasi sumur.

Pihaknya juga sudah mengambil sampel air yang berwarna hitam pekat untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Baca juga: Janjikan Anak Korban Masuk Polwan, Oknum Polisi di Kediri Minta Uang Rp 600 Juta

"Tim dari DLHKP akan membawa air berwarna hitam ini ke Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Tujuannya untuk diteliti kandungannya apa saja," ujar Abu Bakar, Sabtu (9/9/2023).

Ia menambahkan, pihaknya dua kali mengambil sampel air. Sebelumnya sampel air sumur sudah diambil untuk diuji di ITS.

Pemerintah masih menunggu hasil pengujian secara detail.

Ditemukan kandungan petrolium hidrokarbon

Namun hasil sementara berdasarkan pemeriksaan pertama, peneliti dari ITS menemukan adanya kandungan petrolium hidrokarbon pada air milik warga tersebut.

Temuan itu yakni kandungan total petrolium hidrokarbon (TPH) di sumur rumah milik Semi sebesar 16,50, Sugiono 7, Sutiyah 14, Kasmini 7, dan di sebuah sumur bor 14,5.

Baca juga: Air Sumur Warga di Kediri Diduga Tercemar, Terbakar jika Disulut Api

"Nanti akan diteliti lebih lanjut dan dicari sumbernya. Cara mencarinya ITS akan menggunakan geolistrik," lanjutnya.

Pihaknya juga mengajak serta segenap pihak termasuk PT. Pertamina untuk bersama-sama menangani dugaan pencemaran itu.

Terlebih di lokasi tersebut juga terdapat sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.

"Kita harus melindungi masyarakat. Saya harap Pertamina juga segera melakukan pengecekan terhadap air yang hitam ini. Jadi prosesnya ini akan tumbuh bersama. Semoga segera diketahui sumber pencemarannya dan kita akan pulihkan," katanya.

Wali Kota Kediri meminta warganya agar tidak menggunakan air yang tercemar itu hingga diketahui kandungan maupun penyebabnya.

Baca juga: Lahan di Lereng Gunung Klotok Kediri Kebakaran

Selama masa pemeriksaan air itu, semua kebutuhan air bersih bagi warga akan ditanggung oleh Pemkot.

Yakni dengan cara menyuplai air bersih melalui tandon-tandon air yang telah ditempatkan di permukiman.

Pendistribusian air ke tandon-tandon tersebut dilakukan oleh DLHKP yang berlangsung setiap pagi dan sore.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Regional
Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Regional
Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com