Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

71.653 Jiwa Terdampak Kekeringan di Sumbawa, Penyaluran Air Bersih Terkendala Kondisi Geografis

Kompas.com - 08/09/2023, 17:46 WIB
Susi Gustiana,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SUMBAWA, KOMPAS.com - Sebanyak 71.653 jiwa di 42 desa yang tersebar di 17 kecamatan di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), terdampak kekeringan pada puncak musim kemarau tahu ini. Akibatnya, mereka kesulitan mendapatkan air bersih.

Sementara itu, penyaluran air bersih oleh petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengalami kendala akibat kondisi geografis.

"Penyaluran air bersih terkendala akses geografis yaitu jarak yang cukup jauh antardesa dan kecamatan," kata Kepala BPBD Kabupaten Sumbawa Muhammad Nurhidayat saat dikonfirmasi, Jumat (8/9/2023).

Baca juga: Kekeringan Parah di Labuhan Ijuk Sumbawa, Air Minum Dibeli dan Mandi dengan Air Asin

Menurutnya, warga yang terdampak krisis air tersebar dari ujung timur hingga ujung barat Kabupaten Sumbawa, terparah di pesisir utara.

Sedangkan, total ada 24 kecamatan di Kabupaten Sumbawa dengan letak yang cukup jauh dan luas sehingga tidak mudah diakses.

Baca juga: 3 ASN di Sumbawa Barat Terancam Dipecat karena Jarang Masuk Kantor

Dari hasil pemetaan, total kebutuhan air bersih yang dibutuhkan warga sebanyak 4.602.176 liter dalam kurun waktu satu bulan ini.

"Saat ini kami sudah banyak menerima permintaan dari kepala desa dan camat untuk penyaluran air bersih tetapi masih keterbatasan anggaran," sebut Nurhidayat.

Kekeringan, kata Nurhidayat, terjadi sejak bulan April. Kini, dampak kekeringan semakin luas karena banyak sumur mengering dan debit mata air yang berkurang drastis.

Berdasarkan data BMKG, untuk wilayah Kabupaten Sumbawa hingga kini sudah 83 hari tidak turun hujan. Sementara musim kemarau diprediksi sampai Oktober.

Nurhidayat menekankan kepada masyarakat untuk selalu bijak dan berhemat dalam menggunakan air bersih.

"Kami minta masyarakat selalu bersabar karena pemerintah akan berupaya untuk penyaluran air bersih bagi masyarakat terdampak kekeringan dan kekurangan air bersih," ujarnya.

Kepala Dusun Labuhan Ujung, Desa Brang Kolon, Kecamatan Plampang, Gunawan mengatakan, sumber air bersih dari sumur warga mulai mengering. Kebutuhan cuci kakus warga menggunakan air laut.

Selain itu, warga membeli air galon untuk kebutuhan air bersih setiap hari.

"Kami beli air galon sekitar 10.000 per hari. Kami berharap pemerintah daerah melalui BPBD maupun kepolisian segera bantu penyaluran air bersih bagi warga yang terdampak," harap Gunawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Regional
Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pakai Knalpot Brong

Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pakai Knalpot Brong

Regional
Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Regional
Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Regional
BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Regional
2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

Regional
2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

Regional
Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Regional
Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Regional
Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Regional
Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Regional
Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy 'Turun Gunung' pada 17 Mei 2024

Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy "Turun Gunung" pada 17 Mei 2024

Regional
Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com