Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debit Air Waduk Malahayu Brebes Menyusut Drastis, Lahan Pertanian Prioritas Dipetakan

Kompas.com - 05/09/2023, 10:46 WIB
Tresno Setiadi,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

BREBES, KOMPAS.com - Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (DPSDAPR) Kabupaten Brebes, Jawa Tengah (Jateng) sedang memetakan lahan pertanian yang mengandalkan irigasi dari Waduk Malahayu.

Hal itu sebagai upaya untuk meminimalisasi potensi kerugian petani padi imbas kekeringan musim kemarau yang juga sedang kesulitan mendapat pasokan air.

Seperti diketahui, diduga terdampak El Nino, debit air Waduk Malahayu yang berada di Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Jateng menyusut drastis.

Baca juga: Debit Air Waduk Malahayu Brebes Kritis, Pengairan 12.000 Hektar Sawah Terancam

Dari kapasitas 32 juta meter kubik, tersisa tinggal 6 juta meter kubik, Jumat (1/9/2023). Akibatnya 12.000 hektar sawah di sekitar waduk terancam kekurangan air.

Kepala DPSDAPR Abdul Majid mengatakan, musim tanam kali ini seharusnya memasuki musim tanam ketiga atau palawija dari sistem tanam padi-padi-palawija sesuai surat keputusan bupati.

"Tapi rupanya masih ada petani yang nekat menanam padi. Terkait itu kita masih petakan, seperti di Kersana dan Tanjung untuk kebutuhan air. Karena usia padinya tidak sama sehingga coba kita bagi airnya sesuai masa pertumbuhan," kata Abdul Majid saat dihubungi Kompas.com, Selasa (5/9/2023).

Abdul Majid mengatakan, dengan memetekan wilayah-wilayah yang membutuhkan lebih banyak air maka akan menjadi prioritas. Pasalnya, usia tanam atau usia padi tiap wilayah bisa saja berbeda.

"Lagi kita petakan dengan teman-teman pertanian. Harapannya dengan kondisi air yang ada agar bisa dibagi. Misal mana yang kebutuhan airnya lebih banyak," kata Abdul Majid.

Abdul Majid mengakui dengan debit air Waduk Malahayu yang terus menyusut harus bisa memiliki skala prioritas.

Baca juga: Dampak El Nino, Debit Air Waduk Cacaban Tegal Menyusut Drastis Ancam Sawah Gagal Panen

Apalagi sumber air Waduk Malahayu hanya mengandalkan aliran dari anak sungai yang juga debit airnya sedang berkurang.

"Sumber air waduk sudah tidak ada lagi. Debit air dari anak sungai yang masuk ke waduk juga sedang berkurang," kata Abdul Majid.

Abdul Majid mengungkapkan dengan debit air Waduk Malahayu yang kini tersisa sekitar 6 juta meter kubik tidak bisa seluruhnya dialirkan untuk irigasi pertanian.

"Dari debit air yang tinggal 6 juta meter kubik harus kita sisakan 2 juta meter kubik, tidak bisa kita kosongkan semua. Waduk harus ada airnya yang harus kita jaga," kata Abdul Majid.

Setelah nanti dipetakan, kata Abdul Majid, bisa saja nanti air irigasi akan dibagi atau diatur sedemikian rupa.

"Jadi kita atur yang sekarang kita rilis 3 meter kubik per detik, nanti kita lihat kondisi nanti bisa kurangi, dan dibagi. Sehingga harapannya pertanian tanaman padi masih bisa diselamatkan," pungkas Abdul Majid.

Baca juga: Debit Air Irigasi Leuwikuya Turun, Ribuan Sawah di Kabupaten Bandung Terancam Kekeringan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Regional
Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Regional
Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Regional
Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Regional
352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

Regional
360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

Regional
Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Regional
Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Regional
Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Regional
Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Regional
Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Regional
Mobil Brimob Dicuri di Bandara Sentani, Pelaku Ditangkap Usai Ban Mobil Ditembak

Mobil Brimob Dicuri di Bandara Sentani, Pelaku Ditangkap Usai Ban Mobil Ditembak

Regional
Mengenal Urban Hiking Semarang, Komunitas Pejalan Kaki yang Hobi Menanjaki Perkampungan

Mengenal Urban Hiking Semarang, Komunitas Pejalan Kaki yang Hobi Menanjaki Perkampungan

Regional
Gibran Izin Tak Masuk Kerja 5 Hari untuk Kunker ke UEA dan Qatar

Gibran Izin Tak Masuk Kerja 5 Hari untuk Kunker ke UEA dan Qatar

Regional
Cerita Abdul Hamid Korban Banjir Nunukan, Tidur Memeluk Parang untuk Usir Buaya dan Ular Hitam

Cerita Abdul Hamid Korban Banjir Nunukan, Tidur Memeluk Parang untuk Usir Buaya dan Ular Hitam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com