Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Wanita Siram Air ke Arah Jokowi | Gibran Dituding Kampanye Saat Nobar Final Piala AFF U-23

Kompas.com - 29/08/2023, 06:06 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Seorang wanita nekat menyiramkan air mineral dan melempar sandal ke arah Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Peristiwa ini terjadi di Gedung Serbaguna, Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), Minggu (27/8/2023).

Meski area di sekitarnya dijaga Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), tetapi perempuan berbaju hitam itu tetap melakukan aksinya tersebut.

Berita lainnya, seorang pengguna media sosial X (Twitter) menuding Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka melakukan kampanye dalam acara nonton bareng (nobar) final Piala AFF U-23 di Solo, Sabtu (26/8/2023).

Twit tersebut ditanggapi Gibran. Ia menjamin bahwa tidak ada muatan kampanye saat nobar.

Saat dikonfirmasi awak media perihal tudingan itu, Gibran kembali menegaskan hal serupa.

Berikut berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com pada Senin (28/8/2023).

1. Wanita yang siram dan lempar sandal ke Jokowi mengaku ingin minta keadilan


Insiden terjadi saat Presiden Jokowi menghadiri acara Rembuk Relawan Wali Kota Medan Bobby Nasution di Deli Serdang, Minggu.

Dari kerumunan warga, seorang wanita berusaha menyiram air dan melempar sandal ke arah Jokowi.

"Mau buat rusuh apa?" tanya Paspampres kepada wanita itu.

"Tolong, minta keadilan," jawab perempuan berbaju hitam tersebut.

Paspampres lantas membawa wanita itu menjauh dari lokasi.

Baca selengkapnya: Detik-detik Wanita Siram Air Mineral dan Lempar Sandal ke Arah Jokowi di Medan, Teriak Minta Keadilan

2. Jawaban Gibran soal tudingan kampanye saat nobar final Piala AFF U-23

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.KOMPAS.com/Labib Zamani Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyatakan, tidak ada kampanye dalam nobar final Piala AFF U-23 yang digelar di depan Balai Kota Solo.

"Ndek wingi aku yo meneng wae to neng kono (kemarin aku ya diam saja di sana). Meneng tok (diam saja), ngeki buku (ngasih buku), ngeki sepatu (ngasih sepatu). Rasah nyoblos aku (tidak usah nyoblos saya). Meneng tok (diam saja)," ujarnya, Senin.

Menurut Gibran, dirinya mengadakan nobar untuk memberikan kesempatan bagi pelaku UMKM mencari rezeki.

"Sing penting sing dodol es teh, dodol cilok, dodol telur gulung ramai, aku rasah mbok pikirke (yang penting yang jual es teh, jual cilok, jual telur gulung ramai aku tidak usah dipikirkan)," ucapnya.

Di samping itu, Gibran mengatakan bahwa acara tersebut diselenggerakan untuk meramaikan Solo. Ia tidak ingin Solo sepi kerena tidak ada kegiatan.

Baca selengkapnya: Ya Sudah Lain Kali Kalau Ada Event, Saya Akan Bilang ke Pengunjung Tidak Usah Nyoblos Gibran, Gampang To

 

3. Ada kasus bayi tertukar, RS Sentosa Bogor sebut alami penurunan pasien

Kasus dua bayi tertukar di Bogor, Jawa Barat, saat dimediasi atau diumumkannya hasil tes DNA di Mapolres Bogor, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (25/8/2023) malam.Dok. Polres Bogor Kasus dua bayi tertukar di Bogor, Jawa Barat, saat dimediasi atau diumumkannya hasil tes DNA di Mapolres Bogor, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (25/8/2023) malam.

Rumah Sakit (RS) Sentosa, Bogor, Jawa Barat, mengaku mengalami penurunan pasien diduga terimbas kasus bayi tertukar.

"Dampaknya sangat dirasakan. Pasien menurun jauh. Ini sanksi sosial yang diterima. Kita jadi sorotan negatif," ungkap Juru Bicara RS Sentosa, Gregg Djako, Minggu.

Ia menuturkan, sanksi sosial itu merupakan konsekuensi yang harus diterima oleh rumah sakit.

Gregg menyampaikan, pihak RS berharap agar kasus itu diselesaikan secara kekeluargaan. Pasalnya, terang Gregg, pihak RS sudah terlalu banyak menerima konsekuensi atas kejadian tersebut.

Untuk diketahui, kedua keluarga yang bayinya tertukar berencana melaporkan RS Sentosa ke polisi.

Baca selengkapnya: Imbas Kasus Bayi Tertukar di Bogor, RS Sentosa Sebut Alami Penurunan Pasien, Berharap Tak Dipolisikan

4. Siswa MTs di Blitar tewas dianiaya teman

Jenazah AJH (15), siswa madrasah tsanawiyah negeri di Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, yang tewas dianiaya teman sekelas dimakamkan di TPU Desa Kunir, Jumat (25/8/2023) malam.KOMPAS.COM/ASIP HASANI Jenazah AJH (15), siswa madrasah tsanawiyah negeri di Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, yang tewas dianiaya teman sekelas dimakamkan di TPU Desa Kunir, Jumat (25/8/2023) malam.

AJH (15), siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, meninggal diduga akibat dianiaya teman sekolahnya.

D, teman sebangku korban, menjelaskan, penganiayaan diduga dipicu oleh teguran. Pelaku diduga tersinggung sewaktu ditegur dan ditanya korban mengapa masuk ke ruang kelasnya.

Penganiayaan itu terjadi di ruang kelas dan di hadapan teman-teman korban. AJH sempat bertanya kepada pelaku alasan dirinya dipukuli.

Alah enggak usah kakean omong (sudah enggak usah banyak bicara)," tutur D menirukan ucapan pelaku.

Akibat penganiayaan itu, AJH tak sadarkan diri. Ia meninggal dunia di rumah sakit.

Baca selengkapnya: Saat Siswa MTs di Blitar Dianiaya Teman hingga Meninggal Diduga gara-gara Teguran

5. Kondisi rumput Stadion Manahan jadi sorotan jelang Piala Dunia U-17

Petugas sedang melakukan perawatan dan menyiram rumput Lapangan Stadion Manahan Kota Solo, Jawa Tengah.KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati Petugas sedang melakukan perawatan dan menyiram rumput Lapangan Stadion Manahan Kota Solo, Jawa Tengah.

Kondisi rumput Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, jadi sorotan jelang pergelaran Piala Dunia U-17 pada November 2023.

"Kalau rumput itu kan memang ya butuh waktu, masih ada yang kuning-kuning tapi yang di pinggir-pinggir," jelas Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Solo Rini Kusumandari, Minggu.

Dia menyebutkan, pengerjaan rumput membutuh alat, salah satunya mesin penjahit rumput. Alat tersebut berfungsi untuk membuat pori-pori yang menunjang kesehatan rerumputan Stadion Manahan.

Rini mengungkapkan, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) akan memberikan hibah mesin itu kepada Dispora Solo.

"Kita menunggu dari Kemenpora untuk bantuan alat. Tapi kami juga berusaha untuk menganggarkan di perubahan anggaran," terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com